Liputan6.com, Jakarta Dunia hiburan Korea Selatan dikejutkan oleh kabar duka tentang aktris Kim Sae Ron yang meninggal secara mendadak. Menurut laporan media lokal, teman dekatnya menyebutkan bahwa Kim Sae Ron diduga mengalami henti jantung sebelum meninggal. Kepergian mendadak aktris berbakat ini pun menimbulkan pertanyaan besar tentang kondisi medis yang dialaminya.
Henti jantung merupakan kondisi serius yang sering kali disalahartikan sebagai serangan jantung. Padahal, keduanya adalah gangguan kesehatan yang berbeda baik dari segi penyebab, gejala, hingga penanganannya. Jika serangan jantung terjadi akibat penyumbatan aliran darah ke jantung, maka henti jantung disebabkan oleh gangguan listrik yang mengendalikan detak jantung.
Dikarenakan sifatnya yang mendadak dan mengancam nyawa, penting untuk mengenali ciri-ciri henti jantung serta perbedaannya dengan serangan jantung. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (17/2/2025), berikut penjelasan lengkapnya.
Advertisement
Apa Itu Henti Jantung?
Henti jantung atau sudden cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba akibat gangguan listrik pada jantung. Gangguan ini menyebabkan jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk otak dan organ vital lainnya. Jika tidak ditangani dalam hitungan menit, kondisi ini bisa berakibat fatal.
Penyebab utama henti jantung:
- Gangguan irama jantung (aritmia), terutama fibrilasi ventrikel
- Penyakit jantung koroner yang menyebabkan gangguan aliran darah
- Kelainan jantung bawaan, terutama pada orang muda
- Kelebihan dosis obat atau zat beracun yang mengganggu kerja jantung
- Trauma fisik atau kejadian mendadak, seperti kecelakaan atau tersengat listrik
Henti jantung sering kali terjadi tanpa peringatan dan bisa dialami oleh siapa saja, termasuk individu yang sebelumnya tampak sehat.
Advertisement
Gejala Henti Jantung yang Harus Diwaspadai
Henti jantung sering kali terjadi secara mendadak, tetapi beberapa tanda peringatan bisa muncul sebelum kejadian. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
- Jatuh atau pingsan secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas
- Tidak ada napas dan denyut nadi saat diperiksa
- Kesulitan bernapas sebelum kehilangan kesadaran
- Nyeri dada atau dada terasa tidak nyaman dalam beberapa jam sebelum kejadian
- Jantung berdebar (palpitasi) atau detak jantung tidak teratur
- Pusing dan merasa sangat lemah tanpa alasan yang jelas
Jika seseorang mengalami tanda-tanda tersebut, pertolongan medis harus segera diberikan. CPR (Resusitasi Jantung Paru) dan penggunaan defibrilator otomatis (AED) bisa menyelamatkan nyawa sebelum tenaga medis tiba.
Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung
Meskipun sama-sama berhubungan dengan jantung, henti jantung dan serangan jantung adalah dua kondisi yang berbeda. Berikut adalah perbedaannya:
Â
Serangan jantung bisa meningkatkan risiko henti jantung, tetapi tidak semua serangan jantung berujung pada henti jantung.
Advertisement
Bagaimana Cara Mencegah Henti Jantung?
Karena henti jantung bisa terjadi tanpa peringatan, pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari risiko ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
- Menjaga kesehatan jantung dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan tidak merokok.
- Mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol dengan pemeriksaan rutin.
- Menghindari stres berlebihan yang bisa memicu gangguan irama jantung.
- Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang atau zat berbahaya yang dapat memicu aritmia.
- Melakukan pemeriksaan jantung rutin, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
Jika seseorang memiliki risiko tinggi mengalami henti jantung, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan alat pacu jantung atau defibrillator implan untuk menjaga detak jantung tetap stabil.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemui Orang yang Mengalami Henti Jantung?
Jika Anda menemukan seseorang yang tiba-tiba pingsan dan tidak merespons, lakukan langkah berikut:
- Periksa kesadaran: Goyangkan tubuhnya dan panggil namanya.
- Periksa napas dan denyut nadi: Jika tidak ada, segera hubungi bantuan medis.
- Lakukan CPR (Resusitasi Jantung Paru):
- Tekan dada korban dengan kedua tangan sejajar di tengah dada.
- Lakukan tekanan dengan kecepatan 100-120 kali per menit.
- Jika bisa, gunakan defibrilator otomatis (AED) untuk memberikan kejutan listrik.
- Terus lakukan CPR hingga bantuan medis tiba.
Tindakan cepat dalam beberapa menit pertama bisa menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kemungkinan korban untuk bertahan hidup.
Advertisement
People Also Ask
1. Apakah henti jantung bisa sembuh?
Jika mendapat pertolongan cepat, penderita bisa bertahan dan menjalani perawatan untuk mencegah kejadian berulang.
2. Apakah serangan jantung bisa menyebabkan henti jantung?
Ya, serangan jantung bisa memicu gangguan irama jantung yang menyebabkan henti jantung.
3. Apakah henti jantung bisa dicegah?
Ya, dengan gaya hidup sehat, kontrol rutin ke dokter, dan pengelolaan stres yang baik.
4. Bagaimana cara mengetahui seseorang mengalami henti jantung?
Orang tersebut akan pingsan, tidak bernapas, dan tidak memiliki denyut nadi.
Â
Â
Â
Â
