1,54 Juta Turis Asing Berkunjung ke RI Selama Juli 2018

BPS menyatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Juli 2018 mencapai 1,54 juta kunjungan.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Sep 2018, 15:15 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2018, 15:15 WIB
Gunung Bromo Masih Jadi Destinasi Primadona bagi Wisatawan
Kendaraan terparkir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Probolinggo, Jatim, Minggu (8/7). Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara dan 375 juta pergerakan wisatawan Nusantara pada 2020. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing ke Indonesia pada Juli 2018 mencapai 1,54 juta kunjungan.

Angka ini naik 16,57 persen dibandingkan Juli 2018 dan juga naik 12,10 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017 yang sebesar 1,37 juta.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, kenaikan jumlah kunjungan wisman pada Juli ini merupakan tren yang telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut karena biasa pada bulan tersebut di Amerika Serikat (AS) dan Eropa tengah memasuki libur musim panas.

"Kunjungan wisman di Juli menggembirakan, jumlah wisman pada Juli mencapai 1,54 juta orang, naiknya signifikan dan mengikuti pergerakan tahun-tahun sebelumnya di mana pada 2016 dan 2017 selalu terjadi kenaikan jumlah wisman,” ujar dia, di Kantor BPS, Senin (3/9/2018).

"Karena kita tahu penduduk di belahan AS dan Eropa memasuki summer holiday sehingga meningkatkan jumlah wisman," ujar dia.

Dari 1,54 juta kunjungan wisman pada Juli 2018, sebanyak 69 persen datang melalui angkutan udara, 17 persen angkutan laut dan angkutan darat sebesar 14 persen.

"Kita berharap jumlah wisman semakin banyak dengan menawarkan banyak spot yang ada di Indonesia sehingga mereka spending money di Indonesia dan berdampak pada kesejahteraan penduduk Indonesia," tutur dia.

Sedangkan berdasarkan asal negara, wisman asal China masih mendominasi kunjungan ke Indonesia dengan jumlah 224 ribu, disusul Malaysia 200 ribu, Timor Leste 163 ribu, Singapura 134 ribu dan Australia 128 ribu.

"Jadi wisma kita terbesar baru berasal dari lima negara ini. Ke depan kita masih punya PR memasarkan pariwisata kita yang luar biasa ke negara-negara lain," kata dia.

Sementara itu, terkait dengan dampak dari penyelenggaraan Asian Games 2018 terhadap kunjungan wisman, Suhariyanto mengungkapkan pasti akan berdampak cukup signifikan.

Namun pihaknya belum menghitung seberapa besar kenaikan jumlah kunjungan akibat adanya gelaran pesta olahraga ke Asia ini.

‎"Untuk kunjungan wisman karena Asian Games? Tentu ada pengaruhnya. Tetapi saya belum bisa menjawab ini, jadi Agustus belum ada. Nanti kita lihat di bulan Oktober. Kenaikan signifikan karena event, liburan. Asian Games-nya belum terlihat," tutur dia.

 

Kemenpar Optimistis Raih Target 4 Juta Wisman dari Wisata Bahari

Bermain Surfing di Pantai Kuta
Seorang pria berselancar di pantai Kuta dekat Denpasar di pulau resor Indonesia di Bali (3/5). Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Sebelumnya, target 4 juta wisatawan pada 2019 melalui wisata bahari optimistis diraih pariwisata Indonesia. Hal tersebut setidaknya diungkapkan Tim Percepatan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari, Indroyono Soesilo.

Alasannya banyak, selai memiliki keindahan alam bahari yang indah, Indonesia juga punya beragam atraksi wisata bahari kelas dunia, mulai dari pantai surfing, hingga tempat menyelam dengan berbagai karakteristik yang berbeda.

"Dengan alasan tersebut kita optimistis target 4 juta pada 2019 bisa tercapai. Bahkan mungkin akan melebihi target. Wisata bahari itu alasan mengapa wisman mau datang ke Indonesia. Mereka mencari keindahan pantai, lokasi surfing, diving, apalagi cruise dan yacht mulai ramai,” ungkap Indroyono, saat konferensi pers Bali Pro di Bali, Minggu 27 Mei 2018.

Lebih jauh dirinya mengatakan, jika potensi wisata bahari yang dimiliki Indonesia digabungkan dengan atraksi sportourism, seperti kejuaran surfing Bali Pro misalnya, wisman pasti akan banyak yang hadir.

"Bali Pro ini kelasnya dunia. Mata pencinta surfer dunia pasti tertarik ke sini. Kejuaraan ini bisa kita samakan kelasnya dengan MotoGP. Ada surfer peringkat satu dan dua dunia yang ikut ambil bagian dalam kompetisi ini,” tegas Indroyono.

Event Bali Pro ditargetkan disaksikan hingga 5 juta orang, apalagi World Surf League (WSL) akan menyiarkan kompetisi tersebut streaming secara langsung. Optimisme Indroyono ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat kejuaraan surfing Krui Pro yang diselenggarakan April lalu ditayangkan secara langsung oleh WSL, sekitar 750 ribu orang menyaksikan kompetisi tersebut.

"Level Bali Pro di atas kompetisi Krui Pro. Maka dari itu, 5 juta orang ditargetkan akan menyaksikan event ini. Saya harap live streaming dapat berjalan lancar karena ini bisa menjadi bagian promosi pariwisata Indonesia,” ujar Indroyono.

Sementara itu, Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Ratna Suranti mengatakan, Bali Pro masuk dalam 11 kejuaraan surfing terbaik dunia. “Hal ini membuat hadiah yang diberikan kepada pemenang dalam kompetisi ini tidak sembarangan. Total hadiah yang dilombakan mencapai Rp 13 miliar. Kita harus bangga punya event sekelas ini,” kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya