Liputan6.com, Surbaya - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kuliah umum di depan ratusan mahasiswa Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Dalam pidatonya Jokowi menyatakan, Indonesia merupakan negara yang besar, namun sayang hanya warga yang belum menyadari potensi besar yang dimiliki Indonesia.
Jokowi menyatakan, saat ini jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 263 juta yang tersebar di 17 ribu pulau, 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Selain itu, Indonesia juga terdiri dari 740 suku dengan ribuan bahasa daerah yang berbeda-beda.
"Negara kita negara besar. Kita punya potensi kekuatan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Ini yang sering kita lupa. Kita memang berbeda-beda. Ini anugrah yang diberikan Tuhan," ujar dia di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Kamis (6/9/2018).
Advertisement
Selain itu, lanjut dia, Indonesia juga memiliki geografis yang luas, mengalahkan negara-negara lain.
"Saya pernah terbang dari Aceh langsung ke Wamena. Negara kita sangat besar, berapa jam waktu tempuhnya? 9 jam 15 menit. Itu naik pesawat, bayangkan kalau jalan kaki berapa tahun. Itu (sama) kalau terbang dari London ke Istanbul, lewati beberapa negara," ungkap dia.
Namun sayangnya, kata Jokowi, luasnya wilayah Indonesia belum didukung infrastruktur yang memadai. Itu alasan dirinya gencar membangun infrastruktur dalam 4 tahun terakhir.
"Banyak yang tanya kenapa bangun infrastruktur? Ekonomi lebih baik dengan infrastruktur? Iya karena ini fundamental. Tapi bukan hanya itu, ini untuk membangun konektivitas, sehingga persatuan kita menjadi lebih baik," tegas dia.
Jokowi juga mengatakan ini bukan hanya urusan ekonomi. Tetapi ada ketimpangan besar infrastruktur di Jawa dengan (wilayah) tengah dan timur yang sangat lebar sekali.
"Ini kondisi yang apa adanya saya sampaikan. Sehingga kita membangun rasa kebangsaan, agar merasakan kehadiran yang sama dari negara dan pemerintah," tandas Jokowi.
Tonton Video Ini
Pemerintah Wajibkan Swasta Bangun Infrastruktur di Daerah Tertinggal
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara dalam diskusi terbatas BLU BAKTI (Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi) dengan tema Pemerataan Infrastruktur Telekomunikasi dalam Mendorong Digitalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Indonesia Tertinggal, Terpencil, Terdepan dan Perbatasan. Diskusi ini digelar secara tertutup dan dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
Ditemui usai acara, Sri Mulyani mengatakan, diskusi ini lebih menekankan pada pembangunan akses di wilayah Indonesia Tertinggal, Terpencil, Terdepan dan Perbatasan. Selama ini pembangunan akses di wilayah tersebut masih sangat sulit untuk digarap oleh sektor swasta.
Baca Juga
"Di dalam ya mengenai BLU BAKTI yang dibuat dari sisi strategi telekomunikasi dan informasi. Bahwa, daerah terpelosok di Indonesia yang terpencil itu mereka tidak memiliki akses yang bisa dibangun oleh private sector," ujar Sri Mulyani di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (3/9/2018).
Untuk itu, kata Sri Mulyani, pemerintah tengah menyiapkan BLU BAKTI untuk dapat membiayai pembangunan akses tersebut. Nantinya akan dikumpulkan iuran dari perusahaan telekomunikasi swasta untuk pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.
"Dibutuhkan intervensi pemerintah melalui apa yang disebut BLU BAKTI ini yang mengumpulkan pendapatan dari iuran dari perusahaan swasta telekomunikasi yang kemudian digunakan untuk membangun infrastruktur bersama. Kita harap mereka bisa memecahkan masalah aksesibilitas," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement