Digitalisasi SPBU Cegah Penyelewengan BBM Bersubsidi

BPH Migas menyatakan, digitalisasi SPBU juga dapat menekan aksi penyelewengan BBM

oleh Bawono Yadika diperbarui 18 Sep 2018, 16:57 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 16:57 WIB
Harga Pertamax Naik
Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mulai dari Rp500 hingga Rp900 per liter mulai 1 Juli 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Pontianak - Pemasangan keran penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi atau yang disebut nozzle dengan menerapkan sistem digitalisasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dinilai membawa dampak positif. 

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Muhammad Ibnu Fajar mengatakan, selain mempermudah pencatatan distribusi BBM, keberadaan nozzle digital juga dipandang mengurangi tingkat penyalahgunaan BBM di lapangan.

"Kemarin masih manual, dengan digitalisasi ini, SPBU sekarang bisa dimonitor berapa penyaluranya, khususnya BBM. Berapa sekian SPBU menyalurkan BBM, begitu," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (18/9/2018).

Ibnu melanjutkan, digitalisasi SPBU juga dapat menekan aksi penyelewengan BBM. Ini terutama oleh oknum-oknum tertentu yang ingin mengkomersilkan BBM untuk kepentingan bisnis.

"Jadi kita bisa monitoring BBM bersubsidi ini. Penyelewengan banyak. Penyelewengan BBM subsidi ini nanti masuknya ke industri atau ke pertambangan," ujar dia.

Oleh karena itu, kata Ibnu, BPH Migas memangkas praktik itu dimulai dari akarnya yakni SPBU. "BBM subsidi dari SPBU, makanya kita perkuat SPBU ini dengan digitalisasi," tutur dia.

 

10 SPBU Pertamina Kini Sudah Terpasang Nozzle Digital

Harga Pertamax Naik
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Pertamina sudah mendigitalisasi 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik perseroan. Perseroan menggaet PT Telkom Indonesia untuk mendukung proses digitalisasi secara bertahap pada 5.518 SPBU di seluruh Indonesia.

Kerja sama ini dilakukan demi meningkatkan transparansi dan keakuratan data pasokan, serta konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di setiap SPBU.

"Jadi kita bisa monitor juga. Jadi ketika ada stok (BBM) yang berkurang atau lebih sedikit dari yang ditargetkan, kita bisa preventif lebih awal untuk suplainya," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Tbk Nicke Widyawati di Jakarta, Senin 3 September 2018.

Dia pun menyampaikan, saat ini baru ada 10 SPBU yang telah terpasang nozzle digital. "Belum seluruhnya. Ada 10 yang sudah diimplementasi. Ini yang akan masif, karena menggunakan infrastruktur sinergi dengan beberapa BUMN," paparnya.

Adapun beberapa SPBU milik Pertamina yang telah terdigitalisasi antara lain berada di Tol Cipali arah Bandung, serta salah satu tempat pengisian bahan bakar di kawasan Fatmawati, Jakarta.

"Jadi kalau ada di tol yang ke arah Bandung itu, SPBU pertama yang di sebelah kanan itu sudah (terpasang). Dan itu sudah self service juga, cashless. Pelanggan jadi lebih cepat melayani diri sendiri, apalagi kalau nanti pakai e-money," terang dia.

Nicke menargetkan, Pertamina dapat mengimplementasikan pemasangan nozzle digital di seluruh SPBU milik perseroan paling lambat pada triwulan awal 2019.

"Kita targetkan semua SPBU yang ada 5.518 dan total nozzle-nya ada 75 ribu, paling lambat terpasang pada triwulan pertama tahun depan. Kita harapkan dalam semester kedua tahun ini sudah terimplementasi di seluruh SPBU kami," tutur dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya