Begini Kondisi Ekonomi RI di Mata Masyarakat Versi Survei Indikator

Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei berjudul Elektabilitas Dua Pasangan Capres-Cawapres dan Peta Elektoral Pemilu Legislatif 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Sep 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2018, 09:00 WIB
Investasi Meningkat, Ekonomi Indonesia Kuartal 1 Tumbuh 5,06 Persen
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (7/5). Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2018 mencapai 5,06%.(Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei berjudul "Elektabilitas Dua Pasangan Capres-Cawapres dan Peta Elektoral Pemilu Legislatif 2019".

Dari hasil survei itu menyebutkan kondisi umum berdasarkan berbagai bidang antara lain ekonomi, politik, hukum, dan keamanan.

Hasil survei pada September 2018 di bidang ekonomi, satu responden menilai kalau ekonomi sangat baik dibandingkan tahun lalu.

Kemudian 30 persen responden menilai kondisi ekonomi baik, 44 persen responden menyatakan kondisi ekonomi sedang, 21 persen responden menilai buruk, dan 3 persen sangat buruk. Sementara itu, satu responden tidak tahu atau tidak jawab.

Dilihat secara nasional, 38 persen responden menilai kalau kondisi ekonomi sekarang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selanjutnya, dua responden menyatakan kondisi ekonomi nasional sekarang jauh lebih baik.

Sementara itu, 36 persen menyebutkan kondisi ekonomi tidak ada perubahan. Sisanya 17 persen responden menilai kondisi ekonomi nasional sekarang jauh lebih. Dua persen responden menilai kondisi ekonomi nasional sekarang jauh lebih buruk.

Dilihat dari sisi kondisi ekonomi rumah tangga, 39 persen responden menyebutkan lebih baik ketimbang 2017. Selain itu, 3 persen responden menilai kondisi ekonomi rumah tangga sekarang jauh lebih baik. Sementara itu, satu orang tidak menjawab.

Kemudian 17 persen responden menilai kalau kondisi ekonomi rumah tangga sekarang lebih buruk ketimbang tahun lalu. Bahkan satu responden menyebutkan kondisi ekonomi rumah tangga sekarang jauh lebih buruk.

Dari hasil temuan kondisi sosial-ekonomi bisa dilihat kalau evaluasi warga terhadap kondisi ekonomi rumah tangga dan nasional positif sepanjang 2018. Yang menyatakan kondisi ekonomi sekarang lebih baik ketimbang tahun lalu lebih banyak dari yang mengatakan lebih buruk.

"Masalah yang berkaitan dengan kepentingan paling mendesak bagi warga umumnya, di mana pun terkait dengan masalah ekonomi,” tulis survei itu yang dikutip Kamis pekan ini.

Survei ini dilakukan pada 1-6 September 2018. Survei itu melibatkan 1.220 responden yang multistage random sampling  atau populasi dipilih secara acak di Indonesia. Responden terpilih di wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI versi ADB

2018, Menko Perekonomian Patok Pertumbuhan Ekonomi Harus 5,4 Persen
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (28/4). Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, pertumbuhan ekonomi wajib meningkat hingga 6 persen lebih mulai 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Asia Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan indonesia pada 2018 akan berada di level 5,2 persen. Hal ini sebagaimana terungkap dalam Asia Development Outlook (ADO) 2018.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih kuat sebesar 5,2 persen pada tahun ini, meningkat dari 5,1 persen pada 2017. Pertumbuhan ekonomi ke depannya diperkirakan masih berlanjut pada 2019. Tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan 5,3 persen.

Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, Winfried Wicklein, mengatakan ekonomi di Indonesia, diperkirakan masih akan tumbuh kuat tahun ini dan tahun depan di tengah sejumlah hambatan global.

"Meskipun lingkungan global cukup berat, perekonomian Indonesia diproyeksikan masih tumbuh dengan baik tahun ini dan tahun depan," kata dia, di Kantor ADB, Jakarta, Rabu 26 September 2018.

"Fundamental perekonomian masih solid, dengan prospek pertumbuhan yang baik dan inflasi masih terkendali. Posisi fiskal masih terkelola dengan baik dan sejumlah langkah telah diambil guna menjaga stabilitas," lanjut dia.

Walaupun pertumbuhan ekspor mungkin melambat dalam jangka pendek, permintaan domestik masih akan bertahan, bahkan jika kebijakan moneter digunakan untuk memitigasi tekanan eksternal dan mendorong stabilitas.

Konsumsi rumah tangga diproyeksikan akan tumbuh dengan stabil. Naiknya pendapatan yang dibarengi dengan pertumbuhan lapangan kerja dan pengeluaran terkait pemilihan umum diyakini akan membantu mempertahankan konsumsi.

Pengeluaran rumah tangga juga akan terbantu oleh harga yang stabil, dengan prakiraan inflasi rata-rata sebesar 3,4 persen pada 2018 dan 3,5 persen pada 2019.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya