Terbitkan KIK-DINFRA, Bank Mandiri dan Jasa Marga Incar Rp 1,5 Triliun

PT Bank Mandiri Tbk menyatakan penerbitan KIK-Dinfra sebagai dukungan perusahaan di bidang infrastruktur.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Okt 2018, 17:31 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2018, 17:31 WIB
Kredit Pendidikan UGM
mahasiswa UGM bisa mengajukan kredit pendidikan ke Bank Mandiri yang memungkinkan mereka menyicil biaya kuliah setelah lulus dan bekerja

Liputan6.com, Nusa Dua - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bersama perusahaan anak Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi berkerjasama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA).

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan alternatif pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal ini dapat dimanfaatkan perusahaan di bidang infrastruktur untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efektif dengan biaya yang terukur. Produk investasi yang pertama kali diluncurkan tersebut akan menyasar investor lokal dan global.

"Inisiatif ini akan membantu pendalaman pasar keuangan domestik melalui penambahan produk investasi berbasis proyek infrastruktur," ujar dia dalam Indonesia Investment Forum 2018 di Bali, Rabu (10/10/2018).

‎Dia menuturkan, KIK-DINFRA akan memperoleh pernyataan efektif dari OJK paling lambat pada Kamis, 11 Oktober 2018.  KIK-DINFRA tersebut segera diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp 1,5 triliun. 

"Langkah ini merupakan implementasi komitmen Bank Mandiri Group untuk mendukung perusahaan-perusahaan di bidang infrastruktur untuk memenuhi aspirasi Pemerintah untuk mengakselerasi pemenuhan infrastruktur di Indonesia," kata dia.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

RI Butuh USD 1,23 Triliun

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Sebelumnya, Kartika menjelaskan, Indonesia perlu menginvestasikan sebesar USD 1,23 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur agar mampu menopang pertumbuhan di kisaran 5,5 persen.

Alokasi belanja negara untuk infrastruktur juga terus meningkat secara signifikan dari Rp 86 triliun di 2010 menjadi lebih dari Rp 400 triliun pada APBN 2018.

Sedangkan dukungan perbankan ke proyek infrastruktur juga meningkat tajam dengan kualitas yang terjaga baik. Jika pada 2010 pembiayaan perbankan baru Rp 121 triliun, maka nilai tersebut tumbuh hampir 18 persen per tahun hingga Rp 378 triliun pada akhir tahun lalu.

Bank Mandiri sebagai perbankan nasional telah menyalurkan pembiayaan langsung yang signifikan ke sektor infrastruktur hingga mencapai hampir 24 persen dari total portofolio kredit perseroan. Pada akhir semester I-2018, nilainya mencapai Rp 165,8 triliun dari total komitmen Rp 255,3 triliun yang sudah diberikan ke proyek-proyek infrastruktur. Penyaluran itu naik 23 persen secara yoy.

Adapun sub sektor yang memperoleh pembiayaan infrastruktur Mandiri antara lain kelistrikan Rp 36,8 triliun, transportasi Rp 39,3 triliun, migas dan energi terbarukan Rp 24,1 triliun, konstruksi Rp 18,3 triliun serta telekomunikasi Rp 17,5 triliun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya