Pelemahan Dolar AS Tak Mampu Dorong Harga Emas

Harga emas berjangka AS ditutup naik USD 0,7 atau 0,1 persen ke level USD 1.231 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Okt 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2018, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas stabil pada perdagangan Selasa karena pelemahan dolar AS diimbangi oleh kenaikan pasar saham. Biasanya, pelemahan dolar AS mendorong kenaikan harga emas tetapi karena pasar saham bergairah maka investor lebih memilih untuk mengalihkana portofolio di saham.

Mengutip Reuters, Rabu (17/10/2018), harga emas di pasar spot tidaak berubah di level USD 1.226,29 per ounce pada pukul 1.52 siang waktu New York. Pada Sesi sebelumnya harga emas sempat mencapai level USD 1.233,26 per ounce yang merupakan harga tertinggi sejak 26 Juli.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS ditutup naik USD 0,7 atau 0,1 persen ke level USD 1.231 per ounce.

"Pasar saham tengah membaik karena data menunjukkan bahwa laporan keuangan beberapa emiten membaik. Hal itu menghalangi harga emas untuk melanjutkan reli," jelas analis INTL FC Stone, Edward Meir.

Sebenarnya, harga emas tengah mendapat angin segar karena pelemahan dolar AS. Namun kesempatan ini sulit untuk tterwujud karena pasar ekuitas.

Indeks dolar AS turun ke posisi terendah dalam dua pekan pada perdagangan Selasa. Sementara mata uang negara-negara berkembang mampu menguat.

Di sisi teknis, harga emas diperdagangkan di kisaran rata-rata USD 1.227 per ounce.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan Sebelumnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas naik lebih dari 1 persen ke level tertinggi dalam 2,5 bulan karena para investor beralih ke logam mulia setelah memuncaknya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi yang memperparah kegelisahan di pasar saham global.

"Emas kini mendapat penarik yang lebih kuat dari aksi investor menyelamatkan diri dari aset berisiko," kata analis dari Quantitative Commodity Research Peter Fertig. "Langkah selanjutnya dari emas akan tergantung pada berapa lama sell-off ini berlanjut."

Saham global berada di bawah tekanan, dengan saham Eropa menyentuh terendah dalam 22 bulan dipicu sejumlah faktor termasuk sengketa perdagangan AS-China, meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan kekuatan barat, negosiasi Brexit yang macet dan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di China.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pekan lalu bahwa risiko terhadap sistem keuangan global yang telah meningkat selama enam bulan terakhir, dapat meningkat tajam jika tekanan di pasar negara berkembang meningkat atau hubungan perdagangan global memburuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya