Beli Pesawat Airbus, Maskapai Vietjet Kucurkan Rp 96 Triliun

Vietjet dilaporkan meraup pendapatan sebesar USD 1,8 miliar (Rp 26,6 triliun) pada 2017 dan laba bersih hampir USD 200 juta (Rp 2,9 triliun).

oleh Liputan6.comTommy K. Rony diperbarui 07 Nov 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 21:00 WIB
VietJet Air (Boeing.com)
VietJet Air (Boeing.com)

Liputan6.com, Jakarta Masih ingat Vietjet? Maskapai asal Vietnam ini terkenal karena kontroversi seragam pramugarinya yang menggunakan bikini untuk penerbangan tertentu.

Merupakan penerbangan komersil terbesar di Vietnam, Vietjet baru saja menyelesaikan perjanjian senilai USD 6,5 miliar atau setara Rp 96 triliun (asumsi kurs Rp 14.793 per USD) untuk membeli 50 pesawat Airbus A321neo pada Jumat (2/11/2018).

Perjanjian ini ditandatangani pendiri dan CEO Vietjet Nguyen Thi Phuong Thao dan Chief Commercial Officer Airbus Christian Scherer di Hanoi. Penandatangan tersebut disaksikan Perdana Menteri Perancis dan Vietnam.

“Efisiensi bahan bakar A321neo akan memungkinkan kami untuk meningkatkan kapasitas dan membantu kami memperluas jaringan secara signifikan, terutama pada rute internasional,” ungkap Nguyen, dikutip dari Forbes, Rabu (7/11/2018).

Penerbangan ini dilaporkan meraup pendapatan sebesar USD 1,8 miliar (Rp 26,6 triliun) pada 2017 dan laba bersih hampir USD 200 juta (Rp 2,9 triliun). Vietjet saat ini melayani lebih dari 300 penerbangan setiap harinya dengan 101 rute domestik dan regional. Angka ini dua kali lebih banyak dibanding jumlahnya pada awal 2017.

Lebih dari 30 persen pengguna layanan penerbangan Vietjet merupakan orang yang pertama kali naik pesawat. Menurut Nguyen dalam Forbes Vietnam, ini karena harga penerbangannya yang relatif murah.

Satu-satunya Miliarder Perempuan dari ASEAN

Nguyen Thi Phuong Thao CEO VietJet (Aviation International News)
Nguyen Thi Phuong Thao CEO VietJet (Aviation International News)

CEO berusia 48 tahun tersebut merupakan perempuan terkaya se-ASEAN sekaligus satu-satunya miliarder perempuan yang berasal dari Asia Tenggara. Ia meluncurkan Vietjet pada 2011 yang langsung menjadi perhatian orang banyak dengan iklan pramugarinya yang berseragam bikini.

Maskapainya sempat didenda USD 1.000 (saat ini setara dengan Rp 14 juta) pada 2012 karena menampilkan “Bikini Show” pada salah satu penerbangan domestiknya tanpa izin dari pihak otoritas.

Merespon kritik yang diterimanya, Nguyen mengatakan itu menjadi caranya untuk membuat para penumpang senang dan mempromosikan kebebasan berpakaian. 

Januari kemarin, Vietjet kembali menggelar bikini show pada penerbangannya untuk menyambut tim nasional sepak bola Vietnam yang kembali dari pertandingan luar negeri. Ini pun kembali memicu kemarahan publik. 

Vietjet masuk ke bursa efek pada awal 2017. Tak lama setelah IPO, Nguyen untuk pertama kalinya masuk ke dalam daftar miliarder dunia versi Forbes. Saat ini kekayaan Nguyen diperkirakan mencapai USD 2,7 miliar (Rp 39,9 triliun).

“Saya masih tidak terbiasa disebut sebagai miliarder karena selama hampir 30 tahun menjalani bisnis, saya tidak pernah mengitung jumlah uang yang saya miliki atau memasang target untuk menjadi miliarder,” ujar Nguyen.

Nguyen mengambil jurusan ekonomi dan keuangan di Soviet Rusia pada tahun 1980-an. Ide mendirikan maskapai penerbangan berbujet rendah ia dapatkan saat bekerja sebagai pedagang komoditas.

Ia berharap untuk terus memperluas rute Vietjet dan dapat mencatatkan saham luar negeri ke depannya, yang akan menjadikan perusahaan pertama di Vietnam yang berhasil melakukannya. (Felicia Margaretha)

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya