Liputan6.com, Jakarta - Pameran International Consumer Electronics Expo (ICEE) Indonesia akan kembali digelar di Jakarta Convention Center pada 7-9 Desember 2018. Pameran yang menggabungkan tiga negara yakni China, Hong Kong, dan Indonesia ini akan menampilkan produk-prouduk tren terbaru di bidang elektronik.
Wakil Ketua Harian Indonesia China Business Council (ICBC) Hasan Kosasih, mengatakan dengan adanya pameran ICEE Indonesia, otomatis akan membuka peluang masuknya produk-produk asal China ke Indonesia. Meski begitu, dirinya tidak khawatir dan akan tetap mengedepankan produk dalam negeri.
Advertisement
Baca Juga
Hasan mengatakan pihaknya juga sedang berusaha merebut persaingan pangsa pasar dari konflik perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Di sini kita mengharapkan apa? dengan perang dagang antara China dengan AS kita mengharapkan dengan kondisi ini mereka relokasi tidak punya pilihan pindah ke mana? Kita harus pintar pintar jemput bola. Pundahlah ke Indonesia," kata Hasan saat ditemui di Jakarta, Senin (19/11/2018).
Hasan mengatakan, meski pameran ICEE Indonesia akan dibanjiri produk asal China, namun pelaku industri dalam negeri akan terjaga dengan baik. Sebab, pemerintah sendiri telah menggulirkan kebijakan seperti pengenaan PPh Impor.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Proteksi
Seperti diketahui, Pemerintah Jokowi-JK resmi merevisi naik tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 untuk 1.147 barang impor. Pengenaan tarif ini dikelompokkan menjadi tiga bagian pos tarif sesuai dengan tingkat kepentingan barang di dalam negeri.
"Setelah dia (produk asal China) masuk kita tiak perlu khawatir pemerintah dari sisi impor sudah mengadakan antsipasi PPh 2,5 persen ke 7,5 persen dan 10 persen itu sudah diantisipasi. Berarti mereka dengan produk finishing product masuk dia di harus dikenakan," katanya.
Diketahui, dalam pameran ICEE Indonesia ini akan menyertakan sebanyak 200 perusahaan yang terdiri dari China, Hong Kong, dan Indonesia. Dari jumlah tersebut, komposisi terbesar di kuasai perusahaan China yakni sebesar 80 persen. Sementara 10 persen dari hong Kong dan 10 persen Indonesia.
Advertisement