Liputan6.com, Jakarta - Para aerophile mendadak heboh dengan tiket bisnis pesawat Cathay Pacific yang dibanderol dengan harga murah untuk penerbangan dari Vietnam ke New York. Tiket sempat tertulis seharga USD 675 atau setara Rp 8 juta (USD 1 = Rp 14.460).
Dilansir dari Bloomberg, kabar menyebar di antara kalangan blogger dunia penerbangan. Biaya tiket bisnis tercatat di bawah USD 1.000 untuk penerbangan antar benua, seperti dari Da Nang ke New York serta Hanoi ke Vancouver.
Advertisement
Baca Juga
Padahal, tiket bisnis dari Da Nang ke New York seharusnya sekitar USD 16.000 (Rp 231 juta). Pihak Cathay sudah menyadari hal ini dan menjelaskan kesalahan ada di pihak mereka.
Bagaimana nasib pelanggan yang sudah terlanjut membeli? Tanpa membahas pembatalan, pihak Cathay berjanji memberikan treatment spesial bagi mereka yang sudah membeli tiket.
"Kami membuat kesalahan, tetapi kami menanti menyambut Anda di pesawat dengan tiket itu. Semoga ini akan membuat 2019 Anda juga 'spesial!' tulis Cathay di akun Twitternya, lengkap dengan tagar #promisemadepromisekept (janji dibuat, janji ditepati) dan #lessonlearnt (mengambil pelajaran).
Happy 2019 all, and to those who bought our good - VERY good surprise ‘special’ on New Year’s Day, yes - we made a mistake but we look forward to welcoming you on board with your ticket issued. Hope this will make your 2019 ‘special’ too!.#promisemadepromisekept #lessonlearnt
— Cathay Pacific (@cathaypacific) January 2, 2019
Kejadian serupa pernah terjadi pada Singapore Airlines pada 2014 dan Hong Kong Airlines di tahun lalu. Pihak Hong Kong Airlines pun melakukan hal yang sama, yakni tetap menerima tiket bisnis yang dijual murah tersebut.
70 Persen Traveler Aktif Pesan Hotel dan Pesawat via Aplikasi
Sebanyak 70 persen traveler ternyata lebih memilih memesan tiket pesawat, hotel, dan paket tur melalui aplikasi ketimbang lewat website.
Hal ini tak terlepas dari jumlah penetrasi pengguna smartphone yang meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut data Google yang dikutip oleh penyedia layanan travel online Mister Aladin, penetrasi pengguna smartphone di tahun 2018 ini mencapai angka 98 persen.
Padahal di tahun 2013, penetrasi pengguna smartphone masih di angka 40 persen.
"Tahun 2018 ini makin banyak aktivitas online dengan penetrasi pengguna smartphone mencapai 98 persen. Dari jumlah itu, 68 persen pengguna memakai smartphone untuk mencari informasi dan kebutuhan traveling, selain juga untuk aktivitas sehari-hari. Dari 68 persen itu, 70 persen pengguna adalah pengguna aplikasi ketimbang desktop," kata Chief Operating Officer Mister Aladin Nitha Sudewo di Jakarta, Senin, 18 Desember 2018.
Nitha menjelaskan, seiring dengan maraknya smartphone di pasaran, ke depannya di tahun 2019 akan lebih banyak lagi konsumen yang memesan kebutuhan traveling-nya melalui aplikasi mobile.
Advertisement