Rupiah Mampu Menguat di Bawah 14.100 per Dolar AS, Ini Faktor Pendorongnya

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyambut baik penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2019, 15:45 WIB
Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller tengah menghitung mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyambut baik penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Dia menuturkan, tren positif pada awal tahun ini tidak terlepas dari faktor eksternal dan juga dalam negeri.

"Kinerja rupiah baik ya, bagus ya. Gambaran positif membuat rupiahnya sendiri kalau kita lihat mengalami apresiasi year to date (ytd) 1,8 persen," kata Dody saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

Dody mengatakan, apabila melihat dari sisi eksternal gambaran global cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China mampu diantisipasi bahkan menghasilkan keputusan positif bagi pasar.

Di samping itu, keputusan Bank Sentral AS dalam menimbang kenaikan suku bunga juga cukup menenangkan pasar keuangan secara keseluruhan.

"Kenaikan suku bunga AS kemungkinan masih akan terjadi. Akan tetapi secara frekuensi mungkin lebih kecil dari pada dugaan di awal tahun 2019,” tutur dia.

Sementara itu, dari sisi domestik penguatan nilai tukar rupiah didongkrak dari aliran modal masuk asing yang masih cukup besar. Berdasarkan catatan BI, aliran modal asing masuk sampai dengan minggu pertama mencapai Rp 6,8 triliun.

"Kalau kita lihat inflow-nya sendiri netto sampai dengan minggu pertama Rp 6,8 triliun ekuivalen, masuk melalui SBN, saham, obligasi, korporasi dan SBN syariah," kata dia.

 

 

Butuh Dukungan Domestik

Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS
Petugas melayani nasabah di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Dody berharap dukungan dari domestik ekonomi juga akan memberikan positif ke sentimen pasar.

"Itu yang kita harapkan karena kalau kita lhat perekonomian domestik angka cadangan devisa yang terus membaik angka inflasi yang turun mudah-mudahan angka pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat nanti Februari akan keluar angkanya juga cukup baik. Indikator awal konsumsinya survei menunjukkan masih cukup positif pertumbuhan," bebernya.

Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan Jumat 11 Januari 2019. Pagi ini, rupiah dibuka di level 14.073 per dolar AS atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.052 per dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, rupiah meneruskan pelemahannya usai pembukaan ke level Rp 14.084, namun kemudian menguat kembali hingga sentuh level Rp 14.045 per dolar AS. Rupiah pun kembali melemah dan saat ini nilai tukar berada di Rp 14.060 per dolar AS.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya