Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebut banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang di ambang kebangkrutan. Dia mengklaim, lesunya BUMN karena para elite yang doyan makan duit negara.
Pernyataan ini mendapatkan tanggapan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengatakan, kondisi BUMN baik-baik saja. Meskipun perbaikan di tubuh perusahaan pelat merah memang perlu untuk terus dilakukan, tapi secara umum, BUMN dalam kondisi baik.
Advertisement
Baca Juga
"Bangkrut sih enggak lah, mereka bagus-bagus saja kok, bahwa ada sana sini yang perlu diperbaiki yes, yang perlu efisien yes, tapi overall saya kira bagus kok, naik. Enggak ada sampai istilah begitu (bangkrut). Terlalu dibesar-besarkan," kata dia, dalam acara 'Coffee Morning bersama Menko Maritim', di Kantornya, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Dia pun mengaku secara pribadi tidak senang jika ada tokoh publik yang menyampaikan pernyataan tanpa berbasis data. Kalau pun ada, data tersebut sudah dimanipulasi.Â
"Bukan sombong lho. Saya bicara ke publik kita itu jangan berbohong. Data itu jangan dimanipulasi. Saya enggak suka itu. Saya lihat senior yang merasa diri intelektual, kok bisa bohongi rakyat," tegasnya.
Mantan Menko Polhukam ini pun mengatakan, dirinya selalu membuka kesempatan bagi pihak pengkritik untuk adu argumentasi berbasis data. Namun, tidak ada yang berani datang menjawab tantangannya tersebut.
"Kalau saya selalu tanya, bisa enggak kita datang berbicara data, enggak ada yang berani," ujar Luhut.
Â
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Â
BUMN Diminta Berani Ekspansi ke Luar Negeri
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendorong perusahaan BUMN karya berekspansi ke luar negeri. Salah satu perusahaan yang sudah melebarkan bisnisnya adalah PT Wijaya Karya (Persero).
Rini mengaku terus mendorong BUMN yang bergerak pada bisnis infrastruktur melakukan pelebaran sayap bisnis ke luar negeri.
Ekspansi perusahaan karya ke luar negeri dipelopori PT PP (Persero). Bahkan Wika diketahui sudah mengirim 3.500 pekerja untuk menggarap proyek infrastruktur ke beberapa negara.
‎"Jadi sekarang memang saya dorong Wika tapi juga yang lain. Kalau enggak salah PP juga mulai. Memang pelan pelan ini saya harapkan yang lain juga," kata Rini, saat melepas pekerja Wika mengerjakan proyek di luar negeri, di Kantor Wika, Jakarta, Minggu 9 Desember 2018.
Rini mengakui, untuk melebarkan saya bisnis ke luar negeri bukan hal yang mudah, sebab perusahaan butuh pengalaman yang cukup. Dia menyebut, hal tersebut sudah dimiliki Wika yang mengirim pekerja ke Aljazair pada tahun ini.
"Memang ekspansi keluar negeri ini tidak semudah yang kita harapakan, memang Wika ini sudah memiliki pengalaman yang sangat cukup," tuturnya.
Rini mengatakan, Indonesia masih membutuhkan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan. Namun ekspansi ke luar negeri perusahaan karya ‎tidak akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan infrastruktur. Ini karena sumber daya manusia Indonesia masih cukup untuk menggarapnya.
"Tapi tidak kita lupakan juga pembangunan di indonesiapun masih sangat sangat banyak. Jadi kita bagi-bagi yang paling utama adalah Wika. Ini adalah penting untuk kita ekspansi, dan karyawan-karyawan siap,"tandasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement