Pembangunan Jalan dan Jembatan Tumbuhkan Sentra Ekonomi Baru di Pulau Terluar

Pembangunan infrastruktur di pulau-pulau terdepan Indonesia dilakukan Kementerian PUPR melalui pendekatan kewilayahan melalui Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 35.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 16 Jan 2019, 12:47 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2019, 12:47 WIB
Pembangunan jalan di pulau terdepan. Dok PUPR
Pembangunan jalan di pulau terdepan. Dok PUPR

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim, pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan bukan hanya bermaksud untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan daya saing nasional, namun juga menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru yang memberikan nilai tambah bagi daerah.

Salah satunya seperti pembangunan serta pemeliharaan jalan dan jembatan di pulau terdepan Indonesia, yakni Pulau Yamdena, Pulau Selaru, dan Pulau Larat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku.

"Pembangunan jalan dan jembatan di Pulau Larat, Yamdema dan Selaru akan terus kami kerjakan secara bertahap. Tahun 2018 dari 226 Km jalan, sepanjang 179 Km atau 79 persen kondisinya mantap," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya, Rabu (16/1/2019).

Pembangunan infrastruktur di pulau-pulau terdepan Indonesia dilakukan Kementerian PUPR melalui pendekatan kewilayahan melalui Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 35. Pembangunan diarahkan untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan.

Disamping itu, juga mengamankan potensi sumber daya alam untuk dimanfaatkan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan dan tentunya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain pembangunan jalan, selesainya pembangunan Jembatan Leta Oar Ralan sebagai penghubung Pulau Yamdena dan Pulau Larat menjadi bagian penting bagi kelancaran konektivitas karena akan memangkas waktu tempuh dan biaya logistik kedua Pulau.

Jembatan yang melintasi Laut Arafura Sepanjang 323 meter, lebar 10 meter dengan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 123 miliar ini telah diresmikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

 

Respons Warga

Pembangunan jalan di pulau terdepan. Dok PUPR
Pembangunan jalan di pulau terdepan. Dok PUPR

Welem Duarko, salah seorang petani yang tinggal di Pulau Larat, menyampaikan terimakasih kepada pemerintah yang telah meningkatkan akses jalan di daerahnya. "Kebanyakan warga sekitar 80 persen merupakan petani, sebagian kecil lainnya menjadi nelayan, bertani kopra, sayuran, tanaman umbi umbian. Hasil panen kami jual ke Saumlaki, Ibukota kabupaten di Pulau Yamdena," ucap dia.

Adapun total anggaran yang dibelanjakan Kementerian PUPR untuk konektivitas jalan nasional di ketiga pulau tersebut dalam periode 2016-2018 yakni sebesar Rp 417,35 miliar. Yakni berupa penanganan jalan nasional mulai dari penanganan jalan long segmen, pembangunan jalan, preservasi rekonstruksi, dan preservasi rehabilitasi jalan.

Pada 2019 ini juga akan dilaksanakan penanganan jalan nasional dengan anggaran sebesar Rp 110,65 miliar yang terbagi menjadi pelaksanaan preservasi rekonstruksi jalan nasional Pulau Larat dan Pulau Selaru sepanjang 10 km, preservasi rekonstruksi jalan nasional Pulau Yamdena sepanjang 8,80 km, hingga pelaksanaan rekonstruksi jalan nasional di Pulau Larat–Lamdesar Timur sepanjang 10 Km.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya