Dukung Pengembangan Mobil Listrik, PLN Tak Perlu Tambah Pembangkit

PLN siap mendukung penggunaan mobil listrik dengan menyiapkan pasokan listrik dan infrastruktur pengisian baterei (Electric Vehicle Charger Station/EVCS).

oleh Septian Deny diperbarui 21 Feb 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2019, 11:00 WIB
PLN Jamin Pasokan Listrik Debat Capres
Teknisi mengecek Power Bank dan Mobile UPS penyuplai listrik di Hotel Sultan, Jakarta, (15/2). Pemasangan alat yang disediakan PLN itu untuk penyuplai pasokan listrik acara debat capres dan cawspres kedua pada Minggu besok. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) siap mendorong pengembangan mobil listrik di Tanah Air. Hal ini ‎sebagai bentuk bentuk dukungan terhadap program pemerintah untuk mengalihkan konsumsi energi yang sebelumnya berbasis pada energi fosil menjadi energi berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).

Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN, I Made Suprateka mengungkapkan, ‎terkait dengan optimalisasi daya listrik untuk kendaraan jenis ini, pasokan listrik PLN ini sudah cukup memadai tanpa perlu menambah investasi.

Pada 2020 kebutuhan listrik diperkirakan mencapai 279 MW dan 2023 mencapai 2.279 MW. Dia menuturkan, PLN siap mendukung penggunaan mobil listrik dengan menyiapkan pasokan listrik dan infrastruktur pengisian baterei (Electric Vehicle Charger Station/EVCS).

Infrastruktur itu disiapkan baik di rumah, stasiun pengisian, maupun mendorong agar pengisian SPLU ditempatkan di lokasi strategis seperti mal, perkantoran, sampai di pusat bisnis. 

"Jika menggunakan mobil listrik, maka dengan kapasitas listrik yang ada, PLN tidak perlu menambah pembangkit, karena proses charging  mobil listrik dapat dilakukan di rumah, di saat beban rendah, antara pukul 22.00 sampai 04.00," ujar dia di Jakarta, Kamis (21/2/2019).

 

Peta Jalan Industri Otomotif

Mobil listrik BMW i3 ke-100 ribu (Foto: Carscoops)
Mobil listrik BMW i3 ke-100 ribu (Foto: Carscoops)

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto mengatakan,‎ sejak 2013 hingga 2022 Indonesia telah mencanangkan pengembangan produksi kendaraan roda dua berbasis LCEV (low carbon emission vehicle) atau kendaraan rendah emisi. 

Hal ini sesuai dengan Peta Jalan (road map) industri otomotif nasional dan misi mengembangkan industri otomotif yang handal dan kompetitif serta berkelanjutan.

"Targetnya tahun 2025, populasi mobil listrik diperkirakan tembus 20 persen atau sekitar 400.000 unit dari 2 juta mobil yang diproduksi di dalam negeri," ‎ungkap dia.

Di samping itu, lanjut dia, pada 2025 juga dibidik 2 juta unit untuk populasi motor listrik di dalam negeri.

"Jadi, langkah strategis sudah disiapkan secara bertahap, sehingga kita bisa menuju produksi mobil atau sepeda motor listrik yang berdaya saing di pasar domestik maupun ekspor," tandas Harjanto.  

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya