Bos Pertamina Yakin 2 Proyek Kilang Baru Bakal Perkuat Rupiah

Pertamina akan membangun 2 kilang minyak baru di Bontang dan Tuban pada tahun ini.

oleh Mohamad Teguh diperbarui 21 Feb 2019, 16:08 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2019, 16:08 WIB
(Foto: Liputan6.com/M. Teguh)
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati (Foto:Liputan6.com/M.Teguh)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina akan membangun dua kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur dan Tuban, Jawa Timur mulai 2019. Kapasitas kedua kilang tersebut mencapai 600 ribu barel per hari (bph).

Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati meyakini pengoperasian kilang baru ini nantinya dapat mengurangi impor minyak dan BBM Indonesia sehingga bisa memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Kalau dua kilang itu jadi, maka bisa produksi sekitar 600 ribu barel per hari. Artinya devisa yang kita keluarkan praktis nol dolar AS untuk beli minyak dari luar negeri,” tutur Nicke, Kamis (21/2/2019).

Nicke menyatakan, perseroan saat ini sudah menurunkan jumlah devisa sekitar USD 60 juta. Jumlah ini turun dari semula per hari USD 100 juta per hari.

Hal ini bisa terjadi karena ada peraturan baru dari Kementerian ESDM yang mewajibkan KKKS menjual terlebih dahulu minyaknya ke Pertamina sebelum ekspor ke luar negeri. Hal ini membuat volume impor minyak berkurang

Sekadar informasi, saat ini Indonesia masih mengimpor minyak dan BBM untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Data BPS menunjukkan nilai impor minyak mentah Indonesia pada 2018 mencapai USD 9,6 miliar dan BBM USD 17,58 miliar. Hal ini terjadi karena produksi dan kapasitas kilang minyak yang masih rendah daripada konsumsi domestik.

Kilang Tuban

Sebelumnya, Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft Oil Company punya kesepakatan untuk membentuk perusahaan patungan yang akan membangun dan mengoperasikan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan Kompleks Petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemial/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. 

Rencananya, pembangunan proyek tersebut menelan dana investasi mencapai USD 15 miliar. Kilang akan memiliki kapasitas 300 ribu bph yang akan sangat fungsional bagi Pertamina dan sangat produktif untuk menopang program strategis ketahanan energi nasional.

Pertamina melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD menandatangani akta pendirian perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP). 

Di sisi lain, kilang juga menghasilkan produk baru petrokimia. Apalagi, pembangunan megaproyek NGRR Tuban berpotensi menciptakan lapangan kerja, dengan perkiraan antara 20 ribu hingga 40 ribu tenaga kerja pada waktu proyek berjalan dan sekitar 2 ribu orang setelah beroperasi.

Pembangunan kilang Tuban merupakan proyek pembangunan kilang minyak baru dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari.

Kilang Bontang

Sedangkan untuk kilang Bontang, Pertamina bermitra dengan perusahaan asal Oman yaitu Overseas Oil & Gas (OOG) untuk pembangunan kilang baru proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang. Komitmen ini ditandai dalam suatu perjanjian framework agreement antara kedua perusahaan.

Perjanjian kerangka kerja akan berlaku selama 12 bulan. Setelah dilakukan perjanjian kerangka kerja akan dilanjutkan dengan Bankable studi kelayakan, kemudian Studi Keenjiniringan lanjut proyek kilang yang rencananya berlokasi dekat Kilang Badak gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG).

OOG merupakan badan usaha downstream oil and gas business services asal Muscat, Oman, yang memiliki lingkup bisnis servis antara lain memberikan jasa dalam commercial structure (develop), design services dengan tenaga berpengalaman, manajemen konstruksi, manajemen proyek, dukungan operasi dan pemeliharaan, serta solusi teknik dan konstruksi.

 

 

Masih Kaji Lahan

20160114-Melihat Pusat Minyak Mentah Pertamax di Indramayu
Petugas PT. Pertamina (Persero) melintas Refinery Unit (RU) atau kilang VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, (14/1). RU VI Balongan merupakan tumpuan produksi BBM jenis Pertamax Series milik PT. Pertamina (Persero). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, pemerintah belum menentukan lahan untuk pembangunan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Kilang Tuban. Pemerintah masih kaju untuk mendapatkan lahan yang cocok.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, Kementerian ESDM masih melakukan kajian lahan yang cocok untuk lokasi pembangunan Kilang Tuban. Sudah ada dua pilihan lokasi antara Situbondo dan Tuban, Jawa Timur.

"Yang saya ingat itu adalah kajian antara Tuban dan Situbondo yang di grass root refinery (GRR) Tuban," kata Arcandra, di Jakarta, Kamis 8 November 2018.

empat muncul rencana pemindahan lokasi pembangunan‎ kilang Tuban ke Situbondo. Namun di lokasi tersebut berdekatan dengan area latihan militer. Selain itu juga berdekatan dengan Gunung Ijen.

Kondisi ini tentu menjadi pertimbang untuk membangun kilang Tuban di Situbondo.

"Ada rencana pindah ke situbondo. lokasinya itu lagi dikaji karena di Situbondo itu ada tempat latihan militer. kedua minta kajian dari badan geologi kita apakah di sana aman karena dekat dengan Ijen. Ini masih bentuk kajian," tuturnya.

Arcandra melanjutkan, untuk lokasi pembangunan kilang di Tuban sedang ada permasalahan lahan. Saat ini sedang dilakukan kajian untuk mematangkan rencana pembangunan kilang di lokasi tersebut.

"Ada masalah lahan, itu juga lagi dikaji," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya