Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan sejumlah langkah guna mengatasi masalah anjloknya harga daging ayam di tingkat peternak. Melalui langkah ini diharapkan harga daging ayam tersebut bisa kembali normal sesuai harga pokok penjualan (HPP).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah anjloknya harga daging ayam ini. Hasilnya, Kementan akan mengambil sejumlah langkah.
Pertama, memaksimalkan kapasitas pemotongan di rumah potong hewan unggas (RPHU) dan di cold storage. Kedua, Kementan akan melakukan audit untuk memastikan kapasitas tampung RPHU-RPHU tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi akan dilihat ada berapa RPHU yang sudah penuh dan belum penuh," ujar dia di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Ketiga, meminta perusahaan di sektor peternakan ayam untuk menunda produksi Day Old Chicken (DOC). Dan keempat, mendorong peningkatan kualitas DOC untuk menekan biaya produksi di tingkat peternak.
"Melakukan penundaan untuk telur berembiro dalam 1-2 minggu, ini untuk 48 perusahan yang akan menghasilkan DOC.‎ Kemudian meningkatkan kualitas DOC dengan kualitas SNI. Jadi DOC itu berkualitas A, karena kalau kualitas B atau C banyak ngabisin pakan sedangkan produksinya lambat," jelas dia.
Â
Kesigapan pemerintah diapresiasi dengan baik
Sementara itu, Pengurus Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Joko Susilo mengapresiasi‎ upaya Kementan yang dinilai cepat tanggap dalam merespon turunnya harga ayam potong di sejumlah daerah. Respon tersebut salah satunya adalah menggelar pertemuan dan membicarakannya secara langsung dengan para peternak.
"Saya kira konsolidasi antar peternak dan Kementan sudah sering dilakukan. Nah, langkah-langkah itu mustinya diapresiasi dong. Walaupun untuk mencapai sasaran memang tidak gampang," kata dia.
Salah satu kendala yang ditemui di lapangan untuk menyelaraskan angka produksi dan suplai, antara lain disebabkan masing-masing peternak memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda. Sehingga untuk data antar peternak sendiri tidak tahu.
"Jadi begitu mereka tahu over supply harganya jatuh," ungkap dia.
Kendati demikian, Joko mengaku optimistis harga ayam akan kembali normal dalam waktu dekat. Asalkan semua pihak mengambil langkah positif sesuai dengan kemampuan masing-masing.
"Kalau dilihat, beberapa minggu ke depan sudah kembali stabil. Apalagi umur ayam kan tidak panjang. Paling 21 hari sudah bisa di panen," tandas dia.
Advertisement