Menteri Susi: RI Jadi Importir Kalau Tak Berantas Penyelundupan Lobster

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menegaskan, akan terus memerangi penyelundupan benur atau benih lobster.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2019, 19:30 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 19:30 WIB
(Foto: Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu)
Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah membongkar 11 kasus penyelundupan benih lobster sepanjang 2019 (Foto: Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menegaskan, akan terus memerangi penyelundupan benur atau benih lobster.

Sepanjang 2019, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah membongkar 11 kasus penyelundupan benur lobster di beberapa daerah seperti NTB, Bali dan sepanjang pantai wilayah Barat Sumatera.

Dia mengungkapkan, jika penyelundupan tidak dibasmi, lobster di Indonesia bisa habis. Pada akhirnya, Indonesia tidak akan lagi menjadi penghasil, melainkan importir lobster.

Sebagai pencegahan, KKP telah mengeluarkan aturan berupa Peraturan Menteri No 56 Tahun 2016 tentang larangan penangkapan dan/atau pengeluaran lobster.

"Yang bertelur tidak boleh diperjualbelikan, kecuali 15 Desember sampai dengan 15 Februari, setelah itu tidak boleh. Jadi hanya boleh yang jantan atau betina tidak bertelur," kata dia dalam acara konfrensi pers di kediamannya, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Dia menuturkan, jika lobster betina apalagi dalam keadaan bertelur terus diekspor, lama-lama lobster di Indonesia bisa habis. Sebab lobster merupakan plasma nutfah yang perkembangbiakannya tidak bisa dilakukan dengan rekayasa laboratorium. Hal ini juga berlaku untuk kepiting.

"Kalau yang bertelurnya diambil terus habis. Ya kalau yang betina diambilin bertelur lagi, mau bagaimana ada tambahan kepiting? Jawa sudah habis kepiting bakau, kemudian Sumatera Barat sudah tidak ada. Sekarang kepiting bakau hanya tinggal banyak Kalimantan, Sulawesi sedikit, yang banyak mangrove nya saja, sama Indonesia timur Papua," ujar dia.

Dia mengungkapkan, di Malaysia, lobster dan kepiting dibatasi penjualannya.

"Kalau  ini terus kita keluarkan yang bertelur nanti satu hari Malaysia ekspor kepiting, kita beli dari Malaysia. Kalau terus begini,  sumber daya kita habis, kita nanti jatuhnya beli dari orang, karena di sana yang bertelur sebagian diternakin, dilepas di alam, tidak dijual , mereka juga punya aturan," tutur dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

Vietnam Jadi Tujuan Favorit

(Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama TNI AL gagalkan penyelundupan benih lobster (Foto:Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Dalam kesempatan serupa, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina mengungkapkan Vietnam merupakan negara tujuan favorit para penyelundup benur lobster.

"Vietnam ini merupakan negara tujuan akhir dari benih - benih lobster yang diambil dari Indonesia," kata dia.

Akan tetapi, sebelum ke Vietnam, benih lobster dari Indonesia dikirim ke Singapura. "Dan biasanya transit di Singapura. Di Singapura mereka akan repacking dan rebranding kemudian dibawa ke Vietnam," ujar dia.

Akibatnya, terjadi penurunan ekspor lobster dari Indonesia ke Vietnam. Karena saat ini Vietnam sudah memiliki lobster yang benihnya merupakan hasil selundupan dari Indonesia.

"Kalau kita lihat datanya maka Vietnam dari tahun 2012 pada saat posisi tertinggi mereka bisa sampai USD 18 juta, ini turun, sekarang tinggal USD 6 juta, ini turun tinggal sepertiganya dibandingkan tahun 2012," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya