Cegah Uang Mengalir ke Luar Negeri, BI Harap Makin Banyak Game Online Lokal

Bank Indonesia (BI) berharap lebih banyak game online yang diproduksi di dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Apr 2019, 17:14 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 17:14 WIB
Gedung BI raih penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia
Gedung BI raih penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia. Dok: Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) berharap lebih banyak game online yang diproduksi di dalam negeri. Dengan demikian, tidak ada uang yang mengalir ke luar negeri lantaran mengunduh game online produksi negara lain.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, ‎BI selalu mendorong agar barang-barang yang dikonsumsi masyarakat bisa diproduksi di dalam negeri. Hal ini termasuk game online yang tengah naik daun.

"Intinya kita harus bisa berusaha produksi di dalam negeri bagi barang-barang yang bisa kita produksi. Misalnya pertanian harusnya kita usahakan punya lahan dan produktivitas yang cukup dan baik untuk hasilkan hasil pertanian. Kalau ada yang kurang ya impor sedikit," ujar dia di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Dia mencontohkan, dulu Indonesia diserbu oleh film-film produksi Hollywood. Namun kini, film produksi anak bangsa mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Dulu film kita selalu impor dari luar negeri. Film lokal belum jadi tuan rumah. Sekarang film impor sedikit dan film lokal sudah jadi tuan rumah sendiri. Sama game juga begitu. Kalau suatu saat nanti game yang dimainkan masyarakat adalah buatan Indonesia," kata dia.

Dengan semakin banyaknya game online yang diproduksi di dalam negeri dan dimainkan oleh masyarakat, biaya yang digunakan mengunduh tetap berada di dalam negeri.

"Mungkin sudah ada game buatan lokal dan mudah-mudahan nanti game buatan Indonesia akan semakin familiar dan mengambil market share lebih besar. Sekarang kita belum hitung kontribusinya," tandas dia.

 

BI Ungkap Rahasia RI Bertahan di Tengah Lesunya Ekonomi Global

Prediksi BI Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran 5,1 persen hingga 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan rahasia ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjada di tengah gempuran gejolak ekonomi global sepanjang 2018. Seperti diketahui, tahun lalu merupakan waktu yang berat bagi hampir semua negara berkembang atau emerging market di dunia termasuk Indonesia.

"Apa pelajaran yang bisa dipetik dari 2018? Kenapa Indonesia bisa mampu jaga ketahanan bahkan dorong pertumbuhan ekonomi yang cukup baik? Kuncinya sinergi sinergi sinergi," kata dia dalam acara peluncuran buku laporan ekonomi 2018, di Gedung BI, Jakarta, Rabu 27 Maret 2019.

Dia melanjutkan, sinergi yang kuat antara semua pemangku kepentingan dapat mampu mengatasi banyak masalah. Selain itu, sinergi juga akan mampu meningkatkan kinerja masing-masing pihak.

"Saya tidak segan - segan kumandangkan sinergi. Apapun sulitnya tantangan, masalah yang kita hadapi, hasil sinergi kuat dan hasilkan kinerja lebih baik. sinergi mampu jaga ketahanan dan pertumbuhan ekonomi lebih baik," tegasnya.

Selain itu, dia menyatakan bauran kebijakan BI sepanjang 2018 telah optimal didukung sinergi yang kuat bersama pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) serta dunia perbankan dan dunia usaha.

Dia juga menyinggung kebijakan moneter BI yang telah mengerek suku bunga acuannya selama beberapa kali sepanjang 2018 telah mampu menjaga stabilitas nilai tukar serta likuiditas. Ini pun berperan positif kepada ekonomi Indonesia.

"Jaga kestabilan global kita secara preventif naikkan suku bung, bukan karena inflasi tinggi tapi menahan arus pembalikan modal asing dan menguatnya dolar, kita imbangi keseimbangan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Mulai triwulan 4 tahun lalu arus modal balik ke Indonesia dan mampu memulihkan kondisi jadi stabil dan tahan," ujarnya.

Selain itu, dari sisi kebijakan fiskal dalam hal ini dikomandoi oleh Kementerian Keuangan dinilai cukup baik dan efektif menjaga stabilitas dan fundamental ekonomi Indonesia di tahun lalu.

"Kebijakan moneter erat dengan fiskal. Terima kasih pada Menkeu (Sri Mulyani) yang jaga defisit fiskal, selain mencari ruang fiskal untuk stimulusnya mlelalui bansos. Terima kasih OJK dan LPS jaga stabilitas sistem keuangan," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya