Kementan Siapkan Rp 2,5 Triliun Ubah Rawa Jadi Lahan Pertanian

Kementerian Pertanian menyiapkan sejumlah anggaran demi memaksimalkan rawa menjadi lahan yang lebih produktif.

oleh Septian DenyIlyas Istianur Praditya diperbarui 25 Apr 2019, 11:03 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2019, 11:03 WIB
Harga Gabah Kering Turun
Petani memanen padi varietas Ciherang di areal persawahan Desa Ciwaru, Sukabumi, Sabtu (23/6). Petani mengeluhkan harga gabah kering panen saat ini Rp 488 ribu/kwintal dibanding tahun lalu yang menembus Rp 600 ribu/kwintal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) akan memaksimalkan area rawa menjadi lahan pertanian guna meningkatkan produktivitas para petani pada 2019. Salah satunya melalui program ‎Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI). 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhi mengatakan,  program tersebut difokuskan di tiga provinsi yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan pada 2019.  Total lahan keseluruhan ditargetkan mencapai 400 ribu hektare (ha).

Tahun lalu, Kementan menargetkan keseluruhan program Serasi menjangkau 500 ribu hektare di seluruh Indonesia. Namun setelah proses validasi, Kementan menetapkan target menjadi 400 ribu ha pada 2019.

"Target 400 ribu hektar tahun ini setelah melalui proses validasi CPCL (Calon Petani Calon Lokasi). Fokus kami memang tiga provinsi dulu," ujar dia di Jakarta, Kamis (25/4/2019).

‎Edhi mengungkapkan, pihaknya menyiapkan dana sebesar Rp 2,5 triliun untuk implementasi program Serasi. Nilai sebesar itu berasal dari perhitungan Rp 4,3 juta per ha yang dipakai untuk perbaikan jaringan tersier. 

"Program Serasi telah menunjukkan hasil yang baik di lapangan antara lain produktivitas pertanian naik menjadi 6,5 ton GKP per ha di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dari sebelumnya berjumlah 3 ton GKP per ha," ungkap dia.

Untuk memperkuat program Serasi, Ditjen Tanaman Pangan juga menyediakan Rp 1,2 triliun untuk kebutuhan sarana produksi para petani dan pembinaan. Dana ini akan dipakai dalam rangka penyediaan benih, dolomit, dan pupuk hayati. Estimasi biaya untuk saprodi rerata Rp 2,01 juta per ha.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

Harga Gabah Kering Turun
Petani memanen padi varietas Ciherang di areal persawahan Desa Ciwaru, Sukabumi, Sabtu (23/6). Petani mengeluhkan harga gabah kering panen saat ini Rp 488 ribu/kwintal dibanding tahun lalu yang menembus Rp 600 ribu/kwintal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sesditjen Tanaman Pangan, Bambang Pamuji‎ menjelaskan, pihaknya menyediakan bantuan saprodi bagi petani peserta program Serasi. Bantuan ini berupa benih, herbisida, pupuk hayati, dan dolomit.

"Perhitungannya adalah bantuan benih dialokasikan 80 kilogram per ha, dolomit 1.000 kilogram (kg) per ha, herbisida 3 liter per ha, dan pupuk hayati 25 kilogram per ha," jelas dia.

Saat ini, PT Polowijo Gosari paling siap untuk memenuhi kebutuhan dolomit di Indonesia serta mendukung kebutuhan dolomit bagi program Serasi. Potensi tambang dolomit yang dimiliki Polowijo sebesar 300 juta ton dengan produksi dolomit sebesar 1 juta ton per tahun. 

Jurus Kementan Tarik Minat Milenial Bangun Sektor Pertanian

(Foto: Liputan6.com/Septian Deny)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyaksikan penyerapan gabah milik petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (Foto:Liputan6.com/Septian Deny)

Sebelumnya, Kementerian Pertanian Kementan memiliki strategi guna menarik minat generasi milenial ke sektor pertanian. Salah satunya dengan meningkatkan penggunaan teknologi melalui penyediaan alat mesin pertanian (alsintan).

Direktur Alat Mesin Pertanian Kementan, Andi Nur Alamsyah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, pihaknya terus meningkatkan anggaran untuk penyaluran bantuan alsintan. Alat-alat pertanian tersebut juga telah disalurkan kepada para petani di berbagai daerah.

Dia menjelaskan sepanjang 2014, bantuan yang dikeluarkan pemerintah untuk alsintan mencapai Rp 520,18 miliar dengan volume sebanyak 12,501 unit.

"Untuk tahun 2015, total anggaran yang dikeluarkan Rp 1,98 triliun dengan volume unit mencapai 56.785," ujar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 24 April 2019.

Adapun total anggaran yang digelontorkan untuk alsintan pada 2016 mencapai Rp 2,96 triliun dengan volume mencapai 148.804 unit. Selanjutnya, anggaran pada tahun 2017 mencapai Rp 2,83 triliun dengan volume mencapai 84.381 unit.

"Sedangkan anggaran pada 2018 Rp 3,4 triliun dengan volume unit mencapai 126,942," kata dia.

Andi menambahkan, seluruh bantuan yang tersalurkan Kementan merupakan bentuk keseriusan Kementan dalam mendorong peningkatan jumlah produksi. Selain itu, alsintan juga diharapkan menjadi jalan bagi anak muda agar mau turun langsung ke sektor pertanian.

"Dengan teknologi, kita harapkan generasi milenial mau bercocok tanam, peduli dengan nasib petani dan siap meningkatkan produksi pangan kita," tandas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya