Kementan Pastikan Stok Pangan Aman dan Harga Stabil Jelang Ramadan

Kementan akan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga lain sehingga keberadaan pangan di pasar aman terkendali.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Apr 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 17:00 WIB
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Seorang kuli angkut menurunkan beras dari atas truk di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan pangan jelang memasuki Ramadan pada tahun ini aman, serta secara harga tak menekan konsumen.

Demi memastikan hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga lain sehingga keberadaan pangan di pasar aman terkendali.

"Seperti biasa seperti tahun-tahun sebelumnya, kami selalu bekerjasama dengan kementerian terkait. Misalkan Kementerian Perdagangan, (Perum) Bulog, kemudian PD Pasar Jaya, pemerintah daerah, untuk bersama-sama bagaimana pengamanan survey sebelum-saat Ramadan dan jelang Hari Raya Idul Fitri," ujar dia di Bogor, Minggu (21/4/2019).

Selain itu, ia meneruskan, Kementan juga bakal berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) demi kelancaran angkutan logistik saat bulan puasa.

Bentuk kerjasama antar instansi pemerintah ini disebutnya akan disetujui melalui Rapat Koordinasi dibawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Lebih lanjut, Syukur pun menyatakan, stok berbagai komoditas utama pangan seperti beras dan daging ayam juga aman terkendali pada saat Ramadan.

"Alhamdulillah cukup. Untuk beras cukup. Untuk yang seperti misalnya ayam dan sebagainya, itu juga ketersediaan cukup," seru dia.

Dengan begitu, harga jualnya pun dapat dipastikan bakal tergolong stabil. "Insya Allah stabil, tidak sampai menekan konsumen. Kami harapkan juga tidak sampai merugikan produsen," tukasnya.

Harapan Pedagang Pasar Induk Cipinang Terhadap Presiden Baru

Peluncuran Operasi Pasar di Pasar Induk Cipinang
Petugas menurunkan beras jenis medium saat Operasi Pasar Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (22/11). Perum Bulog dan PT Food Station hari ini menggelar operasi pasar beras medium seharga Rp 8.500 per kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Masyarakat Indonesia hari ini melakukan pesta demokrasi di Pilpres 2019. Berbagi harapan mencuat dari kalangan pedagang pasar tradisional, salah satunya pedagang di Pasar Induk Cipinang.

Lusiana (29), pedagang sembako di area Pasar Induk Cipinang berharap presiden baru bisa stabilkan harga bahan-bahan pokok.

"Semoga nanti presiden baru bisa bikin harga-harga murah, soalnya sekarang harga bahan nggak bisa diprediksi. Yah, ibu rumah tangga, maklum," ujarnya sembari tertawa pada Liputan6.com, Rabu (17/4/2019).

Lain halnya dengan Maman Hermawan (37). Dirinya menyatakan presiden baru harus bisa memahami kebutuhan dan keinginan rakyat kecil.

"Yang penting dengerin keluhan kami sebagai rakyat kecil, jangan fokus ke orang-orang elit saja. Kita sudah nyoblos, kita berharap semua masyarakat Indonesia sejahtera," ujarnya.

Pemilihan presiden periode 2019-2024 dilakukan serentak bersamaan dengan pemilihan anggota DPR dan DPRD. Antusiasme masyarakat warga di sekitar Pasar Induk Cipinang sangat besar untuk memilih, terlihat dari minimnya aktivitas jual beli di pasar dan ramainya TPS di sana.

 

Harga Telur Diprediksi Naik Rp 2.000 per Kg Jelang Puasa

Harga telur di Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan masih tercatat naik menjadi Rp 26 ribu per kilogram (kg).

Berdasarkan info pangan DKI Jakarta, harga normal telur ayam ras atau telur ayam negeri sebesar Rp 24.148 per kg.

Pedagang telur ayam, Hedi (28) menuturkan, harga telur ayam kemungkinan dapat naik mendekati hari raya Ramadan. Dia pun saat ini mematok telur ayam ras seharga Rp 25 ribu per kg.

"Puasa bisa naik drastis lagi. Bisa sampai Rp 2 ribu per kg-nya," ucap dia kepada Liputan6.com, Jumat (19/4/2019).

Sementara itu, pemilik toko kelontong Ibu Rusdi (52) kini membanderol telur ayam ras seharga Rp 26 ribu per kg. 

Dia tak menampik bahwa komoditas telur saat ini memang mengalami kenaikan di pasar tradisional.

"Emang lagi naik sekarang. Telur puyuh sekarang saya jualnya Rp 30 ribu per kg. Kalau ayam kampung masih normal, Rp 2.000 per butirnya," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya