Dolar AS Keok, Harga Emas Melonjak

Harga emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu minggu ditopang penurunan dolar AS dan pasar saham global.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 26 Apr 2019, 06:47 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 06:47 WIB
20161115-Harga-emas-turun-Rp-2000gram-AY2
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 menjadi Rp 593 ribu per gram pada perdagangan hari ini, Jakarta, Selasa (15/11). Di awal pekan harga emas Antam ada di angka Rp 595 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Chicago - Harga emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu minggu pada hari Kamis (Jumat pagi WIB) didukung penurunan dolar Amerika Serikat (AS) dan melemahnya pasar saham global karena turunnya permintaan untuk aset berisiko.
 
Dilansir Reuters, Jumat (26/4/2019), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1,276.93 per ounce, setelah mencapai USD 1.282,38, tertinggi sejak 16 April 2019. Harga emas berjangka AS bertahan di level USD 1.279,7 per ounce.
 
Indeks dolar AS melemah setelah naik ke level tertinggi 2 tahun di awal sesi.
 
Penurunan pasar saham AS menambah kerugian di pasar saham global, yang telah ditimbang oleh kemunduran mengejutkan dalam data ekonomi Jerman dan Korea Selatan yang menghidupkan kembali kekhawatiran tentang penurunan global.
 
“Harga emas diperkirakan akan tetap stagnan di sekitar level ini, setiap kelemahan ekonomi kemungkinan akan memindahkannya ke sekitar USD 1.288, tetapi didukung dengan baik di sekitar USD 1.270-USD 1.272. Emas membutuhkan semacam katalis untuk bergerak ke dua arah,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities di Toronto.
 
Harga emas batangan turun di bawah batas psikologis signifikan USD 1.300 per ounce dan level dukungan utama lainnya, termasuk rata-rata pergerakan 100 hari dan 50 hari, sebagian besar karena kekuatan dolar AS dan pembacaan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan baru-baru ini dari AS dan China.
 
Sementara itu, kepemilikan SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, merosot 0,2 persen ke level terendah sejak 19 Oktober, pada 747,87 ton pada hari Rabu.
 
Investor sedang menunggu data produk domestik bruto AS yang akan dirilis pada hari Jumat, dengan perkiraan ekonomi akan tumbuh sebesar 2,1 persen pada kuartal I 2019.
 
“Emas sedang menunggu perkembangan yang lebih besar. Kami mendapatkan PDB AS dan itu diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap dolar AS, "kata analis Capital Economics, Ross Strachan.
 
Harga emas di pasar spot dapat melambung ke arah resistance di USD 1.284 per ounce, karena telah menemukan support di USD 1.264, analis teknis Reuters Wang Tao mengatakan.
 
Di antara logam-logam lainnya, harga perak sedikit lebih rendah pada USD 14,91 per ounce, sementara platinum naik 0,8 persen menjadi USD 885,78 per ounce.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya