Harga Tiket Pesawat Turun, Inflasi DKI Jakarta Jadi Rendah

Deflasi pada kelompok Transpor menjadi faktor pendorong lebih rendahnya tekanan inflasi pada Juni 2019.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Jul 2019, 11:45 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2019, 11:45 WIB
20161201-Trans-Jakarta-IA1
Suasana saat antrian Bus Trans-Jakarta bersiap untuk mengangkut penumpang di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (1/12). Menurut Budi, saat aksi massa terjadi, Transjakarta akan berupaya melakukan pengalihan jaringan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Tekanan inflasi di ibu kota pada Juni 2019 berkurang seiring berlalunya dampak Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Inflasi IHK pada Juni 2019 tercatat sebesar 0,47 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,59 persen (mtm).

Lebih rendahnya inflasi kelompok pengeluaran Bahan Makanan serta deflasi pada kelompok Transpor menjadi faktor pendorong lebih rendahnya tekanan inflasi pada Juni 2019.

"Sementara itu, inflasi kelompok pengeluaran Makanan Jadi dan kelompok Sandang menjadi faktor yang menahan laju penurunan inflasi Jakarta pada periode Juni 2019," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo, Selasa (2/7/2019).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan Juni 2019 tercatat sebesar 2,12 persen (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,49 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 3,50 persen (yoy). Pada akhir tahun 2019, tingkat inflasi Jakarta diprakirakan tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1 persen.

Lebih rendahnya inflasi pada bulan Juni 2019 diantaranya disebabkan oleh melambatnya inflasi pada kelompok Bahan Makanan. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 1,30 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,03 persen (mtm).

Lebih rendahnya inflasi pada kelompok ini disumbang oleh deflasi pada subkelompok bumbu-bumbuan khususnya komoditas bawang putih serta subkelompok daging dan turunannya seperti daging ayam ras dan telur ayam ras.

Hamid melanjutkan, rendahnya inflasi juga disebabkan deflasi pada kelompok Transpor. Kelompok transpor pada bulan Juni 2019 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,48 pereen (mtm), sedangkan pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,32 persen (mtm).

"Keputusan Pemerintah menurunkan tarif batas atas pesawat berpengaruh terhadap deflasi kelompok ini, yang tercermin dari deflasi pada komoditas angkutan udara sebesar 4,00 persen (mtm). Lebih lanjut, paska Idul Fitri, koreksi harga juga terjadi pada komoditas angkutan antarkota sebesar 6,00 persen (mtm)," tambah Hamid.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terus Pantau Harga

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Turunnya laju inflasi Juni 2019, tertahan oleh meningkatnya tekanan pada kelompok pengeluaran makanan jadi dan kelompok sandang.Dampak dari meningkatnya permintaan masyarakat untuk hari raya Idul Fitri masih terasa pada kelompok makanan jadi dan sandang.

Inflasi kelompok makanan jadi meningkat dari 0,76 persen (mtm) pada bulan Mei, menjadi 1,15 persen (mtm), terutama disebabkan kenaikan inflasi pada komoditas nasi dengan lauk dan mie.

Sementara itu, kelompok sandang tercatat mengalami inflasi sebesar 1,43 pereen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Mei 2019 sebesar 0,21 persen (mtm). Hal tersebut dipicu oleh naiknya harga-harga pada subkelompok sandang anak-anak, khususnya sepatu dan pakaian bayi.

Hamid menegaskan, memerhatikan berbagai perkembangan harga di pasar serta bauran kebijakan pemerintah, inflasi pada Juli 2019 dan keseluruhan tahun diprakirakan tetap terkendali. Permintaan masyarakat terhadap sandang dan bahan makanan yang berangsur-angsur berkurang, seiring dengan berlalunya momen hari raya Idul Fitri, akan menyebabkan tekanan inflasi cenderung lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui TPID, dan forum-forum yang ada akan terus ditingkatkan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat pengendalian harga memerlukan kerjasama dan sinkronisasi langkah kebijakan dari tingkat pusat hingga daerah, serta komitmen yang kuat dalam implementasi kebijakan yang telah diputuskan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya