PLN Tunda Pengoperasian Sejumlah Pembangkit Listrik

PLN menyatakan akan menunda pengoperasian sejumlah pembangkit karena tingkat konsumsi yang tak sesuai ekspektasi

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Jul 2019, 20:37 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 20:37 WIB
20160330- Progres Pembangun PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso-Sulut-Faizal fanani
Tiang pemancang terpasang di pembangunan PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso, Sulut, Rabu (30/3). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan energi yang berfokus pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menge‎valuasi pengoperasian pembangkit listrik, sebab pertumbuhan konsumsi yang tidak sesuai harapan. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya operasional.

Pelaksana tugas Direktur Utama PLN Djoko Abumanan mengatakan, realisasi pertumbuhan konsumsi listrik sampai semester I 2019 sebesar 4,31 persen, tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Hal ini disebabkan penurunan produksi sektor industri, sebagai konsumen listrik skala besar.

"Pertumbuhan konsumsi listrik 4.31 persen jauh harapan kita," kata Djoko, di Jakarta, Senin (15/7/2019).

‎Djoko melanjutkan, akibat konsumsi listrik yang tidak sesuai harapan, PLN pun melakukan penyesuaian pasokan listrik. Dengan mengurangi pengoperasian pembangkit yang biaya pokok produksinya tinggi.

"Sehingga kalau pertumbuhan seperti ini PLN ada merit order. Mana sih yang murah pembangkit baru atau lama," tuturnya.

Menurut Djoko, pembangkit yang saat ini dikurangi pengoperasianya adalah yang menggunakan sumber energi Bahan Bakar Minyak‎ (BBM). Bahkan PLN mengharapkan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sumber energinya BBM untuk wilayah Jawa Bali.

"Yang BBM dulu kita sepakat tahun ini haram hukumnya. Tahun lalu banyak kita bakar BBM, tahun ini satu semester ini Jawa Bali nggak usah bahan bakar BBM," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PLTG Juga Ditunda

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sambera berkapasitas 2x20 Mega Watt (MW). (Agustina Melani/Liputan6.com)
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sambera berkapasitas 2x20 Mega Watt (MW). (Agustina Melani/Liputan6.com)

Djoko melanjutkan, jenis pembangkit berikutnya yang mengalami pengurangan pengoperasian adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), namun pembangkit tersebut tetap bersiaga digunakan dalam kondisi‎ tertentu untuk menjaga kehandalan sistem.

"Gas stand by nggak diperoasikan tapi pada waktu terentu untuk keandalan," tuturnya.

‎Sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan menjadi tumpuan, sebab Biaya Pokok Produksinya masih terbilang rendah.‎"Masih murah 7 sen (PLTU) masih murah, kalau bandingannya 1 (PLTU) banding 3 (gas) banding 6 (BBM)," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya