PLN: Jakarta Bebas Mati Listrik, Sebagian Jabar dan Banten Masih Padam

PT PLN (Persero) menyatakan seluruh wilayah Jakarta sudah terang malam ini.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Agu 2019, 20:46 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 20:46 WIB
Mati Lampu
Persiapan mati lampu (Foto: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) mengklaim ‎pemadaman litrik wilayah Jakarta sudah berakhir. Sedangkan untuk Jawa Barat dan Banten sebagian masih mengalami pemadaman.

Direktur PLN Jawa Bagian Barat‎ Haryanto WS mengatakan, sejak Senin (5/8/2019) Pukul 17.50 WIB ‎pasokan listrik Jakarta sudah kembali normal. Hal ini dikarenakan adanya tambahan pasokan listrik dari pembangkit yang kembali beroperasi‎.

‎"Mulai 17.50 WIB tadi Jakarta sudah tidak ada pemadaman‎," kata Haryanto, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Menurut Haryanto, untuk Jawa Barat dan Banten, masih mengalami pemadaman. Sebab, sampai saat ini masih ada pembangkit dengan total 1.000 MW terdiri dari 700 MW Jawa Barat dan 300 MW dari‎ Banten. Pembangkit tersebut akan dicoba pengoperasianya pada malam ini.

"Saat ini ada sekitar 1.000 MW di Banten Jawa Barat yang masih mengalami padam," tuturnya.

‎Haryanto mengungkapkan, sampai Senin sore, pasokan listrik PLN sistem Jawa Bali bertambah 5.000 MW. Hingga malam ini, ditegaskannya, akan kembali ada tambahan pasokan sebesar 3 ribu MW.

"Ini nanti kita pakai untuk menyalakan kembali pelanggan yang masih padam," tutup dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sebagian Listrik Pulau Jawa Padam, Kementerian ESDM Diminta Investigasi

Ilustrasi mati lampu
Ilustrasi mati lampu (Unsplash.com)

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, menyarankan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan untuk melakukan investigasi penyebab utama terjadinya insiden pemadaman listrik massal di kawasan Jabodetabek dan sebagian Jawa pada Minggu (4/8/2019) kemarin.

"Untuk mengetahui faktor utama dari pemadaman listrik kemarin, itu perlu dilakukan investigasi oleh regulator, dalam hal ini Kementerian ESDM. Investigasi dilakukan untuk mengetahui penyebab utama pemadaman kemarin yang sampai 6-10 jam," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, insiden pemadaman itu terjadi karena sistem jaringan. Dia menyoroti adanya gangguan transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa-Bali 500 kilo Volt (kV).

"Kejadian kan terjadi lantaran ada gangguan di pembangkit area Unggaran-Pemalang sana, yang berpengaruh terhadap pasokan listrik dari timur ke barat," sebut dia.

Adapun berdasarkan laporan PLN, pemadaman listrik itu terjadi karena terputusnya transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang yang kemudian membuat pasokan listrik dari pembangkit di Jawa Timur menuju sisi barat di Pulau Jawa otomatis berpindah menuju selatan.

Pengalihan Aliran Listrik Gagal

Suasana Halte Senen, Jakarta Pusat saat mati lampu.
Suasana Halte Senen, Jakarta Pusat saat mati lampu, Minggu (4/8/2019). (Liputan6.com/ Thomas)

Pengalihan aliran daya ke sisi sirkit selatan kemudian gagal lantaran jaringan itu sedang mengalami masa pemeliharaan. Kondisi ini lantas membuat pasokan listrik terguncang sehingga mengakibatkan pembangkit secara otomatis berhenti operasi untuk keamanan pembangkit.

Itu menyebabkan pasokan listrik ke arah barat Pulau Jawa melemah, dan pembangkit yang terhubung dengan jaringan tersebut pun memutus pasokan listrik secara otomatis.

Menanggulangi hal itu, Fabby berpendapat, sistem jaringan ketenagalistrikan harus diperkuat dengan menambah transmisi dan menyiapkan cadangan pasokan yang mencukupi.

"Mungkin di bagian barat bisa buat tambahan pembangkit atau dilakukan penambahan transmisi dan gardu. jadi ketika ada gangguan memang ada pemadaman, tapi cukup di beberapa wilayah tertentu saja. Jangan di banyak tempat," ungkapnya.

Oleh karenanya, ia menekankan kepada Kementerian ESDM untuk mengawasi jalannya operasi sistem ketenagalistrikan sehingga pasokan listrik bisa tersebar merata.

"Jadi itu jadi tugas regulator yakni Kementerian ESDM untuk melakukan pengawasan sistem jaringan yang mencukupi. Karena pemakaian listrik kan paling besar ada di wilayah bagian barat," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya