Menteri Jonan Ajak Jepang Kembangkan Energi Berbasis Sawit

Jepang menyepakati usulan pengembangan energi hijau berbasis sawit dan akan membentuk tim bersama untuk melakukan studi teknis lebih lanjut.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Agu 2019, 18:15 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2019, 18:15 WIB
Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30
Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengisi bahan bakar B30 ke mobil saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengajak Jepang untuk bersama-sama mengembangkan energi hijau terbarukan atau green energy yang berkelanjutan, salah satunya berbasis produk turunan kelapa sawit.

Hal tersebut disampaikan Menteri Jonan kepada Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko dalam kunjungan kerja di Tokyo, Jepang, Jumat (23/8/2019).

"Kita minta Jepang mendukung adanya standar yang digunakan oleh industri kelapa sawit kita, Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), tidak menggunakan semata-mata standar lain yang seperti Roundtable Suistanable Palm Oil (RSPO)," ujar Jonan seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (24/8/2019).

Dia mengungkapkan, pada dasarnya pihak Jepang menyepakati usulan tersebut dengan membentuk tim bersama yang akan melakukan studi teknis lebih lanjut.

"Jadi respon pihak Jepang juga sepakat, jadi mereka akan melakukan studi secara teknis bersama tim Indonesia," ungkapnya.

Pada kunjungan kerja tersebut, Menteri ESDM turut didampingi Dubes Indonesia Arifin Tasrif, Komisioner Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Laode Ida, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi FX Sutijastoto, Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) Dono Boestami, dan Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia MP Tumanggor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penggunaan ISPO

20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) Dono Boestami melanjutlan, sudah semestinya Jepang juga menggunakan ISPO karena mandatori wajib bagi pengusaha-pengusaha sawit Indonesia.

"Sementara RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) itu lebih voluntary, sukarela sifatnya," sambungnya.

Komisioner Ombudsman Laode Ida pun turut menegaskan, pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak ada lagi yang melanggar prinsip lingkungan.

"Indonesia tidak lagi menolerir pengembangan perkebunan kelapa sawit yang tidak memperhatikan lingkungan," kata Laode.

Sementara itu, Menteri METI Hiroshige Seko memahami penjelasan Indonesia. Dia menyatakan akan meneruskan permintaan ini kepada tim teknis METI yang akan melakukan verifikasi lebih lanjut. 

"Semua masukan ini sangat berarti bagi kami. Selanjutnya tim teknis METI akan berkunjung ke Indonesia untuk melihat secara langsung pengelolaan sawit di Indonesia," ujar Seko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya