Liputan6.com, Jakarta - Selain menjadikan pisang sebagai komoditas baru di pasar ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) juga menggali potensi alam Kalimantan Barat yang lain agar akselerasi ekspor Indonesia terus tumbuh.
Bersamaan dengan momen ekspor perdana pisang ke Malaysia, Kementan juga melepas komoditas palm fatty acid oil yang merupakan produk samping (by product) dari kelapa sawit dengan bobot 301 ton dan bernilai Rp 1,8 miliar.
Advertisement
Baca Juga
"Palm fatty acid oil ini sebenarnya bukan media pembawa, tapi negara tujuan, China, mempersyaratkan komoditas dilengkapi dengan PC supaya komoditas bisa diterima di sana," ungkap Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan dalam siaran tertulis resmi yang diterima Liputan6.com, Jumat (30/08/2019).
Tak hanya itu, ada pula komoditas ekspor lainnya seperti seperti lada, palm kernell expeller, santan kelapa dan coco peat fiber dengan nilai total Rp 11 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kalimantan Barat Berpotensi Jadi Lumbung Pangan
Kalimantan Barat, dengan segala potensi sumber daya alam sekaligus sumber daya manusianya dapat menjadi andalan sebagai lumbung pangan, tidak hanya di dalam negeri tapi di seluruh dunia.
"Menjadi lumbung pangan dunia adalah cita-cita kita semua, dan selaku fasilitator, kami berkomitmen mengawal dengan kecepatan, ketepatan dan keakuratan layanan karantina," tutupnya.
Diharapkan, kegiatan ekspor ini dapat menambah Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) dan memperluas lapangan kerja serta mensejahterakan masyarakat sekitar.
Advertisement