Jokowi Minta Menteri Siapkan Langkah Hadapi Krisis Ekonomi

Presiden Jokowi mengungkapkan sentimen perlambatan ekonomi global akan mengancam Indonesia

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Sep 2019, 17:14 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 17:14 WIB
Jokowi Pimpin Rapat Terbatas Percepatan Peta Jalan Penerapan Industri 4.0
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) memimpin rapat terbatas percepatan peta jalan penerapan industri 4.0 di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (3/9/2019). Jokowi berharap penerapan industri 4.0 mampu meningkatkan lapangan kerja baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut saat ini ekonomi global telah mengalami perlambatan dan kemungkinan terjadinya resesi akan semakin besar. Oleh karena itu, Jokowi meminta jajaran menterinya membuat langkah-langkah antisipasif dalam menghadapi krisis ekonomi.

"Payung harus kita siapkan, kalau hujannya besar, kita enggak kehujanan. Kalau gerimis kita enggak kehujan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas antisipasi perkembangan perekonomian di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Jokowi mengatakan dampak krisis ekonomi global sudah terjadi di beberapa negara. Contohnya, mata uang yuan dan peso yang mengalami depresiasi. Sehingga, pemerintah perlu menyiapkan langkah-langkah konkret untuk mengantisipasi dampak resesi.

"Tantangan itu harus kita antisipasi, hadapi, dan kita harapkan, langkah-langkah antisipatif sudah benar-benar konkret kita siapkan dan berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari resesi bisa kita hindarkan," ucapnya.

 

Bersama Ma"ruf Amin, Jokowi Sampaikan Pidato Visi Indonesia
Presiden RI terpilih 2019-2014, Joko Widodo saat menyampaikan pidato Visi Indonesia di SICC, Sentul, Kab Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). Acara ini dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja serta Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Ma’ruf Amin. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perkuat Investasi

Menurut dia, cara yang paling cepat mencegah resesi yaitu dengan foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing. Untuk itu, Jokowi meminta seluruh kementerian yang berkaitan dengan investasi untuk menyederhankan regulasi-regulasi.

"Masalah itu ada di internal kita sendiri. Ada kunci kita keluar dari perlambatan ekonomi global itu ada di situ dan itu bisa memayungi resesi global juga ada di situ," tutur Jokowi.

Ekonom memberi penjelasan soal kabar adanya gejala resesi di Amerika Serikat (AS). Gejala tersebut berupa terjadinya inverted yield curve pada surat berharga yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury).

Pada fenomena tersebut, imbal hasil US Treasury dengan tenor dua tahun sempat lebih tinggi ketimbang yang tenor 10 tahun.Inverted yield curve dinilai kerap mendahului datangnya resesi, akan tetapi ekonom meminta agar tidak ada generalisasi, sebab hal tersebut bukan jaminan pasti akan ada resesi.

 

Kemungkinan Resesi

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut perekonomian AS masih tergolong baik, meski terjadi perlambatan ekonomi di AS akibat perang dagang tetapi kemungkinan resesi dalam dua tahun mendatang masih kecil.

"Resesi jauh. Saya pikir misalkan AS resesi barulah dampaknya akan ke seluruh dunia, tetapi sejauh ini saya pikir belum ada arah-arah, tanda-tanda, di mana Amerika mengalami resesi, tapi melambat iya. Melambatnya ini karena dampak dari stimulus fiskal, pajak, sudah berakhir, dampaknya sudah tidak dirasakan lagi, dan juga dampak perang dagang ini, jadi makanya investasi bisnis sentimennya agak menurun di AS," ujar Josua kepada Liputan6.com seperti ditulis Senin (26/8/2019).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya