Sri Mulyani Gelar Olimpiade APBN 2019

Olimpiade APBN diikuti oleh 1.466 sekolah menengah atas (SMA) di seluruh Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2019, 13:30 WIB
Sri Mulyani Letakkan Batu Pertama Pembangunan Indonesia Financial Center
Menkeu Sri Mulyani memberi sambutan saat seremonial pembangunan Kantor Pusat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Selasa (2/4). Gedung Indonesia Financial Center diperuntukkan bagi OJK dan Kementerian Keuangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar olimpiade Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019 di Gedung Dhanapala, Jakarta. Kegiatan yang diikuti oleh 1.466 sekolah menengah atas (SMA) di seluruh Indonesia ini, menyisahkan 3 SMA yang berhasil sampai ke babak final.

Dalam arahannya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan para siswa pelajar saat ini telah beruntung karena sudah mengenal fungsi dan kegunaan dari pada APBN. Hal ini berbanding terbalik ketika zaman kuliah dirinya, yang sama sekali belum memahami APBN.

"Zaman saya dulu SMA, saya ingat setiap kali Pak Harto menyampaikan APBN di DPR beliau pidato. Karena waktu itu TV-nya hanya ada satu channel namanya TVRI, kita semua melihat pidatonya itu. Kita mendengar angka demi angka disebutkan tapi kita tidak punya ide mengenai itu angka dari mana, untuk apa dan apa hubungannya dengan kita semua," kata dia dalam sambutannya, di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (1/10).

Bendahara negara ini mengakui, generasi saat itu dibesarkan dalam keadaan tidak mengetahui fungsi dari APBN. Sebab, pemerintahan dulu tidak transparan seperti saat ini dalam mengelola uang negara.

"Kita semuanya adalah dari generasi masa yang lebih dulu dari kalian. Kita dibesarkan di dalam jaman kita yang waktu itu APBN bentuknya dan transparansinya tidak seperti ini," ucap Sri Mulyani.

Kemudian, zaman berubah sejak adanya krisis ekonomi 1998 yang memaksa terjadinya reformasi di Indonesia. Momen ini menjadi tonggak dimulainya pemerintahan yang demokratis dan transparan.

"Kalianlah adalah anak dari generasi reformasi tersebut. 1997. 1998 yang memunculkan permintaan agar Indonesia dikelola lebih transparan, demokratis, harus akuntabel, harus bisa menjelaskan ke masyarakat dari mana uang diperoleh, untuk apa dipakai dan apa pertanggungjawabannya," beber Sri Mulyani.

Selanjutnya, seiring perkembangan zaman kemudian mulai dibentuk perundang-undangan untuk mengatur keuangan negara yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 1 Tahun 2004 danUU Nomor 15 Tahun 2004. Undang-undang inilah yang menurutnya menjadi trilogi yang menggambarkan keuangan negara yang berbeda dari masa pemerintahan sebelumnya.

"Jadi kalian dibesarkan di suatu era semenjak tahun 2003 2004 adalah rezim pengelolaan negara yqng berbeda dgn jaman kami. Jadi sebetulnya baru 14 tahun kita mengenal APBN," pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kenangan Sri Mulyani tentang Semarang, Banjir dan Rob

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi langkah Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam pengerjaan proyek pembangunan tol Semarang-Demak. Dia pun mengaku senang lantaran pembangunan itu terjadi di kota masa kecil.

Dalam seremonial penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol, Sri Mulyani seolah menengok kembali masa lalunya. Apalagi, Tol Semarang-Demak terintegrasi dengan tanggul laut pantai utara Jawa di Semarang.

"Karena itu seperti saya menengok lagi masa kecil saya yang sangat berbahagia dan senang sekali, berbahagia hari ini kita telah membangun separuh dan akan meneruskan seluruh pembangunan jalan tol Jakarta-Demak. Sekaligus paling penting berintegrasi dengan pembangunan tanggul laut kota Semarang," kata Sri Mulyani di Kementerian PUPR, Jakarta, (23/9/2019).

Sri Mulyani mengisahkan, sebagai orang Semarang dirinya sempat mengalami hal yang tidak enak dipandang oleh mata. Ketika waktu kuliah dulu, beberapa daerah sering kali terdampak rob, atau banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan.

"Saya membayangkan mereka harus membesarkan anak anaknya dalam suasana di mana faktor kesehatan menjadi sangat tidak enak dengan adanya rob ini," kata dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun berharap dengan terintegrasinya pembangunan tol Semarang-Dekak dengan tanggul laut ini bisa mengatasi persoalan itu. Sri Mulyani juga ingin pembangunan tanggul laut tak hanya dilakukan di Semarang, pada masa yang akan datang.

"Saya bayangkan dengan adanya tanggul laut utara ini disebutkan sudah mengatasi rob dengan dibangun foder foder dan kita harapkan akan terus berlangsung tidak hanya sampai terminal sampai kepada kota Demak dan mungkin seluruh Pantai Utara Jawa," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya