Bank Mandiri Catatkan Laba Rp 20,3 Triliun di Kuartal III 2019

PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja baik pada kuartal III 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Okt 2019, 19:35 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2019, 19:35 WIB
Layanan Perbankan di Masa Libur Idul Fitri
Nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri memberikan layanan perbankan terbatas kepada nasabah secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja baik pada kuartal III 2019. Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan rata-rata Kredit Konsolidasi yang mencapai 11,5 persen (Year on Year/YoY) atau mencapai Rp 806,8 triliun pada September 2019.

Pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan perbaikan kualitas, dimana rasio Non Performing Loan (NPL) gross turun 48 bps menjadi hanya 2,53 persen dibandingkan September tahun lalu. Perbaikan ini membuat Bank Mandiri dapat menurunkan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar 6,27 persen.

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menyampaikan, pertumbuhan kredit yang diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional melalui dukungan otomatisasi serta digitalisasi, membuat Bank Mandiri dapat mencatatkan laba hingga Rp 20,3 triliun atau naik 11,9 persen dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.

"Pertumbuhan Bank Mandiri saat ini lebih kami utamakan untuk sustainabilitas jangka panjang sehingga pengukuran kinerja tidak hanya diukur pada akhir periode tetapi juga saldo rata-rata. Metode ini mampu menjadikan pertumbuhan bisnis Bank Mandiri menjadi lebih sustain dan berkualitas sehingga mampu meberikan nilai tambah yang jauh lebih baik bagi pemegang saham," kata Hery di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/10/2019).

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Kredit Penopang

Kuartal I 2019, Bank Mandiri Cetak Laba Rp 7,2 Triliun
Nasabah melakukan transaksi di ATM Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019). Aset Bank Mandiri pada Kuartal I 2019 tercatat sebesar Rp 1.206,0 triliun, naik 9,8 persen dari akhir Maret 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada kuartal III 2019, lanjut Hery, penyaluran kredit ditopang oleh dua segmen utama yakni corporate dan retail terutama kredit mikro dan consumer. "Kredit di segmen korporasi mencapai ending balance Rp 301,8 triliun atau tumbuh rata-rata 5,72 persen (YoY)," sambungnya.

Untuk segmen Mikro, ending balance penyaluran kredit mencapai Rp 116,4 triliun, tumbuh rata-rata 19,4 persen secara year on year. Sementara pada segmen consumer mencapai ending balance Rp 88,5 triliun atau tumbuh 4,1 persen.

Guna mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja dalam porsi yang signifikan, yakni 81,49 persen dari total portofolio. Pada triwulan ini, penyaluran kredit investasi mencapai Rp 251,07 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp 342,3 triliun.

 

Kredit Infrastruktur

Layanan Perbankan di Masa Libur Idul Fitri
Petugas melayani transaksi setoran nasabah di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri beroperasi secara terbatas untuk melayani nasabah pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hery meneruskan, Bank Mandiri juga turut berkontribusi dalam pembangunan nasional berupa penyaluran kredit ke sektor infrastruktur yang mencapai Rp 198,5 triliun dengan tingkat pertumbuhan mencapai 16,9 persen. Kredit tersebut disalurkan kepada berbagai sektor seperti tenaga listrik, transportasi, migas, energi terbarukan, dan lain-lain.

"Untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), sepanjang Januari-September 2019, total KUR yang disalurkan mencapai Rp17,45 triliun, tumbuh 29,7 persen atau mencapai 69 persen dari target tahun 2019 dengan jumlah penerima sebanyak 222.825 debitur. Dari jumlah tersebut, sebesar 50,25 persen disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan jasa produksi," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya