BI Buka Ruang Pelonggaran Kebijakan Moneter di 2020

Jika di 2019 ekonomi global tumbuh 3 persen dan pada 2020 tumbuh menjadi 3,1 persen, maka kemungkinan pelonggaran masih ada.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2019, 12:09 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2019, 12:09 WIB
BI Turunkan Suku Bunga Acuan ke 5,25 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo (dua kanan) memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta, Kamis (19/9/2019). Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) membuka peluang untuk melakukan pelonggaran terhadap beberapa kebijakannya pada tahun depan, di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengasumsikan jika pada tahun ini ekonomi global tumbuh 3 persen, dan pada 2020 tumbuh menjadi 3,1 persen, maka kemungkinan pelonggaran masih ada. Dengan catatan, perang dagang antara Amerika Serikat dan China ada kesepakatan baik.

"Berdasarkan asumsi itu, kenapa kita kemarin berikan forward guidance look BI masih melihat terbukanya ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif. Bisa dalam bentuk suku bunga, penurunan giro wajib minimum (GWM), relaksasi makroprudensial. Instrumen ini terbuka ruang untuk lebih akomodatif," jelas Perry di Jakarta, Kamis (31/10).

Perry mengaku masih akan terus mencermati perkembangan dari ekonomi dunia. Sebab, tidak bisa dipastikan apakah nantinya Amerika Serikat dan China akan merujuk baik atau sebaliknya malah memburuk.a e

"Kalau memburuk, tahun depan ekonomi global mungkin tidak sampai 3,1 persen. bisa 3-2,9 persen," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Turunkan Suku Bunga Acuan

Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2019
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution.

Seperti diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada angka 5,00 persen. Suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen dan Lending Facility menjadi 5,75 persen.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis (24/10).

Dia menjelaskan keputusan tersebut diambil dengan memperhatikan kondisi perekonomian global yang masih melambat. "Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi dan imbal hasil keuangan domestik yang tetap menarik," ujarnya.

Penurunan suku bunga ini juga bertujuan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas perekonomian domestik.

"Kebijakan ini didukung pula oleh strategi operasi moneter yang terus diperlukan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan memperkuat efektivitas transmisi bauran kebijakan yang akomodatif," tutup bos Bank Indonesia itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya