Defisit APBN Melebar di November 2019 JAdi Rp 368,9 Triliun

Penerimaan negara tercatat sebesar Rp 1.6772,1 triliun atau 77,5 persen dari target APBN 2019 yang sebesar Rp 2.165,1 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Des 2019, 13:20 WIB
Diterbitkan 19 Des 2019, 13:20 WIB
DPR dan Menteri Keuangan Bahas RUU Prioritas 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat konsultasi dengan DPR di Ruang Pansus B, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/12). Rapat membahas program Omnibus Law dan RUU Prolegnas Prioritas tahun 2020 terkait keuangan dan perkembangan makro fiskal dan keuangan negara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 368,9 triliun hingga akhir November 2019. Atau setara dengan 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan defisit ini mengalami peningkatan bila dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 279,7 triliun atau 1,89 persen terhadap PDB.

"Memang bakal terjadi pelebaran defisit anggaran dari target awal yang sebesar 1,84 persen dari PDB. Juga memang terjadi kenaikan defisit jika dibandingkan tahun lalu," kata dia, dalam acara konferensi pers di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Dia menjelaskan defisit APBN kali ini didorong oleh pertumbuhan penerimaan yang lebih rendah dari laju pertumbuhan belanja negara. Hal itu terjadi lantaran adanya tekanan pada penerimaan negara imbas dari pelemahan ekonomi global.

Sebagai informasi, penerimaan negara tercatat sebesar Rp 1.6772,1 triliun atau 77,5 persen dari target APBN 2019 yang sebesar Rp 2.165,1 triliun. Angka ini hanya tumbuh 0,9 persen dibandingkan periode akhir November 2018 sebesar Rp 1.662,9 triliun.

Sedangkan realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp 2.046 triliun atau sudah 83,1 persen dari pagu APBN 2019 sebesar Rp 2.461,1 triliun. Realisasi ini tumbuh sebesar 5,3 persen dibandingkan realisasi APBN pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.942,6 triliun.

"Meski demikian, jika dilihat di tengah adanya tekanan ekonomi global, kita tetap bisa bertahan yakni dengan tetap terjadinya pertumbuhan pendapatan," tegasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Keseimbangan Primer

DPR dan Menteri Keuangan Bahas RUU Prioritas 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat konsultasi dengan DPR di Ruang Pansus B, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/12). Rapat membahas program Omnibus Law dan RUU Prolegnas Prioritas tahun 2020 terkait keuangan dan perkembangan makro fiskal dan keuangan negara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu keseimbangan primer hingga akhir November 2019 pun tercatat defisit sebesar Rp 101,3 triliun, naik dari realiasi periode sama di tahun lalu yang mengalami defisit sebesar Rp28,6 triliun.

Untuk realisasi pembiayaan anggaran hingga November 2019 tercatat sebesar Rp 421 triliun atau mencapai 142,2 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp 296 triliun. Pembiayaan ini lebih tinggi 21 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 347,9 triliun.

Namun Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan ada potensi terjadi penurunan defisit APBN hingga akhir tahun, sebab dalam dua minggu pertama di Desember terjadi perbaikan penerimaan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Jadi defisit anggaran akan menurun dari 2,29 persen, kemungkinan ke 2,1 persen, sehingga tidak jadi ke mendekati angka 3 persen tapi mendekati angka 2 persen,” tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya