Liputan6.com, Jakarta Wabah Virus Corona menyebabkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menunda program ekspansi bisnis ke Korea Selatan.
"Belum (jadi). Semuanya kita lihat-lihat. Apalagi sekarang, ada ini (Virus Corona), mana ada yang pergi. Situasinya kita berharap Corona Virus berhenti dulu baru kita bisa bergerak semua," ujar Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar pasca Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Selain menahan langkah ekspansi, Royke menilai, penyebaran Virus Corona juga berdampak terhadap pertumbuhan kredit perbankan yang melemah.
"Pasti akan lambatlah. Kita juga prihatin dengan Corona ini pasti akan impact. Pertumbuhan kredit keliatan agak selow di awal ini," jelas dia.
Royke menganggap, penyebaran Virus Corona pastinya berdampak besar terhadap sektor perbankan, khususnya penyaluran kredit. Bank Mandiri disebutnya terus berusaha untuk menggali potensi di sektor lain.
"Kredit pasti slow, tapi kita selalu berusaha gali potensi lain. Misalnya permintaan domestik, mikro, UMKM, kan tetap jalan," ungkap dia.
Dia berharap wabah virus corona bisa segera teratasi. "Saya sih msh optimis sepanjang corona bisa cepat berakhir. Sekarang orang-orang aja salaman banyak yang enggak mau," tandasnya.
Bank Mandiri Sebar Dividen Rp 16 Triliun
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri Tbk menyetujui pengalokasian 60 persen dari laba bersih 2019 atau sekitar Rp 16,49 triliun (sekitar Rp 353,34 per lembar saham) sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menyampaikan, nilai tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11,2 triliun atau sekitar Rp 241 per lembar saham.
Baca Juga
"Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas Bank Mandiridalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya, sementara sisa 40 persen dari laba bersih 2019 akan digunakan sebagai laba ditahan," jelasnya di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Menurut Royke, Bank Mandiri membukukan kinerja yang sangat baik pada tahun lalu, dimana laba bersih perseroan secara konsolidasi tercatat sebesar Rp 27,5 triliun atau tumbuh 9,9 persen secara year on year (yoy). Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit konsolidasi yang sebesar 10,7 persen YoY hingga mencapai Rp 907,5 triliun pada akhir tahun lalu.
Dari kucuran tersebut, Bank Mandiriberhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp 59,4 triliun, naik 8,8 persen YoY dibanding tahun sebelumnya. Alhasil, aset perseroan pun terkerek naik 9,65 persen menjadi Rp 1.318,2 triliun pada akhir tahun lalu.
Advertisement