Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengganggap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, sebagai pribadi yang kerap mengungkap masalah korupsi di perusahaan BUMN pertamina.
"Malah, Pak Ahok yang menemukan masalah-masalah (korupsi), yang harus diperbaiki (pertamina)," tegas dia di di Kantornya, Jakarta, Selasa (25/2).
Dirinya justru merasa bersyukur dengan kehadiran Ahok yang menjabat komisaris utama di Pertamina. "Kami bersyukur adanya pa Ahok," imbuh dia.
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan Menko Luhut tersebut, merupakan bentuk pembelaan terhadap Ahok. Yang sebelumnya, di tuntut mundur oleh Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara yang menganggap Ahok menerima suap dari para konglomerat, dan dilindungi penguasa negeri ini.
“Kita rakyat Indonesia terus memperjuangkan agar Ahok diadili. Ahok merasa paling bersih, padahal dia terduga korupsi," seru dia di acara demontrasi yang di gelar massa 212 dan FPI, di Kawasan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (21/2).
Reporter: Suleman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Setumpuk Tugas Berat Ahok Benahi Pertamina
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi menjabat sebagai komisaris PT Pertamina (Persero) pada Senin 25 November 2019. Sejak itu, bertumpuk tugas berada di pundaknya.
Banyak yang berharap Ahok bisa membenahi permasalahan di sektor minyak dan gas (migas) di Pertamina pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Sebut saja mengenai mafia migas hingga ketahanan energi.
Usai dilantik, Presiden Joko Widodo (jokowi) pun langsung memanggil Ahok. Jokowi secara pribadi langsung memberikan berbagai tugas kepada Ahok.Â
Tugas pertama, Jokowi meminta Ahok untuk mengawal pembangunan kilang minyak. "Pembangunan kilang minyak harus. Sudah 34 tahun enggak bisa bangun, kebangetan. Saya suruh kawal betul dan ikuti terus progresnya," ujar Jokowi pada 10 Desember 2019.
Tugas kedua, Jokowi memerintahkan Ahok untuk menurunkan impor minyak dan gas. Jokowi ingin impor migas dikurangi sehingga dapat menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan.
"Saya ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan kita bisa diturunkan kalau impor migas bisa dikendalikan dengan baik. Intinya mereka menyanggupi," jelasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta Ahok mengawal program Biodiesel 30 (B30) sebagai bahan bakar campuran BBM solar. Program B30 dilaksanakan mulai Januari 2020.
"Dilaksanakan Januari awal juga agar betul-betul dilaksanakan dan dikawal, sehingga bisa menurunkan impor minyak," ucap Jokowi.Â
Advertisement