Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akhirnya menggelontorkan subsidi untuk tiket pesawat dan tiket hotel demi meningkatkan kinerja pariwisata Indonesia di tengah dampak virus Corona yang merajalela.
Namun demikian, tak semua pihak setuju pemberian subsidi itu akan mendongkrak ekonomi sebagaimana yang diharapkan.
Pengamat Ekonomi Economic Action Indonesia (EconAct) Ronny P Sasmita menyatakan pemberian subsidi kepada orang yang "kelebihan duit" tersebut masih diragukan efektivitasnya.
Advertisement
"Yang dibutuhkan sejatinya itu intervensi strategis, bukan sektoral teknikal," ujar Ronny kepada Liputan6.com, Minggu (01/03/2020).
Baca Juga
Ada alasan yang mendasari langkah tersebut kurang tepat. Pertama, masyarakat yang diberi subsidi adalah orang dari kalangan menengah atas, padahal tingkat konsumsi rumah tangga 40 persen kelas menengah bawah sedang morat marit.
"Nampaknya itu pilihan yang kurang bijak dan kurang adil. Kesannya seperti, yang kekurangan duit, nanti dulu. Yang disubsidi sekarang ini yang kelebihan duit dan suka jalan-jalan," imbuh Ronny.
Harusnya, tak hanya sektor pariwisata, pemerintah menentukan kebijakan intervensi untuk menjaga daya beli agar pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tidak anjlok, seperti pada kuartal IV tahun sebelumnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pariwisata Sudah Turun Sebelum Virus Corona
Menurut Ronny, kondisi pariwisata memang sudah melemah dan bukan tertekan hanya karena isu Corona saja.
"Lihat saja, tahun lalu, growth sektor pariwisata hanya tersisa kurang dari 2 persen," lanjutnya.
Lebih lanjut, Ronny juga mengkritisi apakah tidak ada langkah lain yang bisa dilakukan untuk menurunkan harga tiket pesawat dan menggairahkan sektor pariwisata selain dengan memberikan subsidi dan menyuntik dana dari APBN.
"Apakah langkah yang ada untuk menurunkan harga tiket pesawat dan menggairahkan sektor pariwisata, hanya tersisa opsi subsidi, suntik dana dari APBN, sekaligus untuk mencover langkah penyelamatan Garuda secara cepat, sebagai salah satu pihak ketiga yang akan ikut mengeksekusi dana subsidi setengah triliun itu?" tanya Ronny, mengakhiri.
Advertisement