Gara-Gara Corona, Stok Gula di Pasaran Masih Langka

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan bahwa bahan pangan gula masih mengalami kelangkaan stok.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2020, 15:15 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2020, 15:15 WIB
Cegah Panic Buying, Kapolda Metro Jaya Pantau Operasi Pasar
Warga membeli beras dan minyak goreng saat Operasi Pasar di Pasar Palmerah, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Perum Bulog menjual gula pasir, beras dan minyak goreng dengan harga murah dan terjangkau yang tersebar di 35 titik pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan bahwa bahan pangan gula masih mengalami kelangkaan stok. Hal ini memicu kenaikan harga jual gula di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

"Dari sejumlah bahan pangan, hanya gula stoknya langka, harganya juga naik," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Solihin saat dikonfimasi oleh Merdeka.com, pada Senin (23/3/2020).

Solihin kemudian membantah keterlibatan Aprindo dalam praktik penimbunan sejumlah bahan pangan, termasuk gula yang sedang mengalami kelangkaan diberbagai wilayah Indonesia. "Kita tidak pernah melakukan praktik kotor," imbuh Sekjen Aprindo tersebut.

Justru dirinya mengklaim walau stok gula masih langka di pasaran, anggota Aprindo tetap menjual gula sesuai dengan ketentuan batas Harga Eceran Tertinggi (HET) di level konsumen, yakni Rp 12.500 per kilogram. HET tersebut sesuai dengan peraturan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2017.

"Padahal, harga oleh distributor gula di patok lebih dari Rp 12.500 per kilogram, kita malah di bawahnya," sahutnya.

Untuk itu dirinya berharap, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dapat menstabilkan harga jual gula agar mengurangi kerugian yang dialami para konsumen maupun anggota Aprindo.

Rerporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengusaha Minta Pemerintah Segera Tambah Pasokan Gula

Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin, mengharapkan pemerintah segera mengatasi kekurangan stok gula yang ada di pasaran. Sebab, keterbatasan teesebut membuat harga gula di tingkat pasar menjadi membengkak.

"Kita harapkan gula juga jadi bagian yang cepat pasokannya, supaya tidak ada masalah dari konsumen pada peretail," kata dia di Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Dia mengatakan sejauh ini harga gula yang dijual di ritel sendiri memang masih berkisaran Rp12.500 per kilogram. Pihaknya pun tidak ingin menaikan harga seenaknya di mana harga di tingkat pasar kini sudah tembus Rp18.000 per kilogramnya.

"Komitmen kita tidak akan menaikan harga di luar harga yang diset," kata dia.

Dia menambahkan, kekhawatiran pelaku usaha memang tejadi pada komoditas gula. Karena secara umum stok barang untuk beberapa komoditas yang ada di ritel ketersediaan masih cukup banyak.

"Nah di luar itu memang ada masalah di gula kan saya bilang tadi, tapi di luar itu secara umum secara nasional enggak ada masalah," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya