Ekonomi Sudah Tertekan Jauh Sebelum Penerapan PSBB

PSBB hanya peningkatan dari kebijakan social dan physical distancing.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2020, 14:05 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2020, 14:05 WIB
Penerapan Social Distancing di Jakarta
Sejumlah masyarakat melakukan jaga jarak aman di area publik di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (18/3-2020). Jaga jarak atau prosedur social distancing measure harus diterapkan kepada masyarakat yang masih melakukan aktivitas di luar untuk memghindari penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah menyetujui penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung menerapkan aturan sesuai dengan PP Nomor 21 tahun 2020 tentang PSBB Dalam Rangka Percepatan Covid-19.

Direktur Core Indonesia Pieter Abdullah menilai, PSBB hanya peningkatan dari kebijakan social dan physical distancing. Sebagaimana diketahui kebijakan tersebut memang sudah dianjurkan oleh pemerintah sebelumnya.

"Hanya lebih diperluas dan dipertegas saja," kata Pieter kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (7/4/2020).

Dia melanjutkan, dalam ketentuan PSBB beberapa kantor pelayanan publik masih diperbolehkan beroperasi. Toko kebutuhan pokok, warung makan masih boleh dibuka.

Kondisinya tidak jauh berbeda ketika pemerintah menghimbau social distancing. Sejak saat itu perekonomian nasional sudah berdampak negatif.

"Karena itu penerapan PSBB menurut saya dampaknya terhadap ekonomi sudah minimal sebab perlambatan ekonomi sudah terjadi," kata Pieter.

Sehingga, tanpa PSBB perlambatan ekonomi sudah terjadi. Sebelum PSBB banyak sudah banyak masyarakat yang sudah kehilangan pekerjaan dan berkurang pendapatannya.

"Yang menyebabkan orang kehilangan pekerjaan berkurang income bukan PSBB," katanya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inflasi

Bilik Disenfektan di Hatle Transjakarta
Calon penumpang memasuki bilik disinfektan di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemasangan bilik disinfektan tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Corona COVID-19 di lingkungan Halte Transjakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia menjelaskan selama wabah ini berlangsung, angka inflasi menurun. Sebab permintaan sangat drastis menurun.

Apalagi banyak informasi viral di media sosial. Misalnya menginformasikan harga ayam ditawarkan sangat murah.

Sementara untuk barang-barang pangan impor sudah dijamin pemerintah ketersediaannya. Kebijakan pemerintah menggratiskan dan memberi diskon pelanggan listrik juga akan memberi andil yg besar terhadap inflasi.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya