Liputan6.com, Jakarta Industri penerbangan global diingatkan kemungkinan terjadinya kekurangan kapasitas angkutan kargo yang parah seiring langkah maskapai di seluruh dunia memangkas jumlah pekerja dan menanggung penurunan laba imbas Virus Corona.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan jika data angkutan kargo udara menunjukan penurunan pada Maret 2020. Volumenya turun 15 persen tetapi kapasitas turun lebih dari seperlima.
Advertisement
Baca Juga
IATA mengatakan permintaan global, diukur dalam kargo ton kilometer (CTK), turun 15,2 persen pada Maret dibandingkan 12 bulan sebelumnya. Sementara pada kapasitas global, dalam CTK yang tersedia, menyusut sebesar 22,7 persen.
"Saat ini, kami tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi permintaan yang tersisa untuk kargo udara," kata Kepala Eksekutif IATA Alexandre de Juniac dalam sebuah pernyataan, seperti mengutip AFP, Rabu (29/4/2020).
Dikatakan jika kesenjangan ini harus segera diatasi karena mengirimkan pasokan sangat vital untuk sampai ke pihak yang paling membutuhkan.
IATA menuturkan, jika permintaan pengiriman kargo farmasi naik dua kali lipat selama pandemi, tetapi sebagian besar armada penumpang tak beroperasi.
Juniac mendesak pemerintah untuk memotong birokrasi demi memastikan operasi penerbangan khusus yang aman dan efisien.
Pengumuman IATA muncul saat British Airways mengatakan akan memangkas hingga 12.000 pekerja dan maskapai penerbangan Skandinavia SAS mengatakan akan memberhentikan hingga 5.000 karyawan.
Keduanya diingatkan bahwa akan dibutuhkan bertahun-tahun bagi industri untuk kembali normal. Juniac juga mengakui jika saat ini industri penerbangan berada dalam "kesulitan keuangan yang ekstrem".
Pertemuan IATA
Di sisi lain, IATA mengumumkan bahwa pertemuan umum tahunan ke-76 telah dijadwal ulang hingga 23-24 November di Amsterdam. Pertemuan ini akan membahas kerusakan dan rencana pemulihan industri penerbangan global usai Virus Corona menerpa.
Dikatakan IATA berharap bahwa pada saat itu, pembatasan perjalanan akan dicabut dan pertemuan besar kembali diizinkan.
"Di dunia pasca-pandemi, industri transportasi udara yang layak akan menjadi sangat penting, ... tapi kami akan menjadi industri yang berubah," kata Juniac.
"Kami akan mengumpulkan maskapai penerbangan dunia untuk melihat ke depan saat kami mengatasi tantangan terbesar yang pernah kami hadapi," jelas dia.
Virus Corona telah menewaskan lebih dari 210.000 orang di seluruh dunia, sementara lebih dari tiga juta orang dinyatakan positif terkena virus.
IATA yang berbasis di Jenewa mewakili sekitar 290 maskapai penerbangan yang terdiri dari 82 persen lalu lintas udara global.
Advertisement