Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan sudah puluhan tahun perusahaan pimpinannya belum pernah mengalami kerugian. Namun di tengah pandemi Covid-19, perusahaan jasa penyeberangan ini harus merugi hingga Rp 68 miliar pada bulan Maret 2020.
"ASDP tidak pernah rugi setelah sekian puluh tahun," kata Ira dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (29/4/2020).
Baca Juga
Ira menyebut sejak munculnya virus corona di Indonesia, pihaknya langsung melakukan sejumlah antisipasi. Salah satunya dengan melakukan stress tes terhadap sistem produksi perjalanan.
Advertisement
Pada skenario pertama, pihaknya melakukan simulasi jika periode dampak pandemi ini berlangsung selama 3 bulan, yaitu sejak Maret-Mei 2020. Dalam kondisi ini diperkirakan ASDP akan mengalami kerugian hingga Rp 68 miliar.
Pada skenario kedua dengan periode dampak Maret-Agustus 2020 ASDP memperkirakan akan mengalami kerugian hingga Rp 291 miliar.
Sementara pada skenario ketiga, jika periode dampak mencapai 10 bulan yakni Maret-Desember 2020, maka jumlah kerugian yang dialami sebesar Rp 478 miliar. "Jadi yang jadi pembeda di setiap skenario hanya periode dampaknya saja," kata Ira.
Terbantu Logistik
Selain itu Ira menyampaikan dari saldo kas akhir pada bulan Maret sejumlah Rp 1,3 triliun. Jika dalam keadaan terburuk maka ada saldo di angka Rp 818 miliar. Pada posisi terburuk rasio likuiditas ASDP yakni 236,4.
Dalam kondisi seperti ini perusahaan hanya bisa berjalan hingga pertengahan Juni 2021. Hal ini terjadi jika diasumsikan perusahaan sama sekali tidak ada pemasukan.
Namun, dia berpendapat hal ini tidak akan terjadi. Sebab pemerintah masih memperbolehkan aktivitas perjalanan untuk kebutuhan penyaluran logistik.
"Tapi saya pikir tidak terjadi kalau tidak dapat cash in sama sekali karena logistik tetap jalan," kata Ira mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement