Menhub Budi Karya: Mudik dan Pulang Kampung Sama Saja

Menhub menilai tidak perlu ada dikotomi dan interpretasi berbeda soal mudik dan pulang kampung.

oleh Athika Rahma diperbarui 06 Mei 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 14:30 WIB
Budi Karya Sumadi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tiba di Istana, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Budi tersenyum dan melambaikan tangan kepada media jelang wawancara calon menteri Kabinet Kerja Jilid II bersama Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan definisi mudik dan pulang kampung tidak perlu dijadikan permasalahan karena maknanya sama.

Hal itu menjawab pertanyaan beberapa anggota Komisi V DPR RI yang mempertanyakan kejelasan definisi mudik dan pulang kampung dalam rapat kerja virtual bersama Menhub dan Menteri PUPR, Rabu (6/5/2020).

"Mudik dan pulang kampung ini sama saja, Pak Presiden juga berulang kali bilang dalam sidang kabinet, jangan mudik, jangan pulang kampung," katanya.

Lebih lanjut, dirinya menilai tidak perlu ada dikotomi dan interpretasi berbeda soal mudik dan pulang kampung ini.

"Jangan membuat itu dikotomi, itu sama saja, nggak berbeda. Jangan menginterpretasikan satu bahasa dengan bahasa lain sehingga mengartikan orang itu bisa pulang," kata Budi Karya.

Sebelumnya, salah satu anggota DPR menyampaikan definisianya soal mudik dan pulang kampung. Pulang kampung memang kondisi dimana masyarakat kesulitan di kota besar dan pulang ke rumah karena tidak memiliki kegiatan di perantauan, sedangkan mudik adalah bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke sanak saudara.

"Kalau definisi saya, pulang kampung itu orang yang kesulitan di kota besar, lalu pulang ke rumah karena nggak tahu harus apa di kota. Kalau mudik ya memang karena ingin ketemu sama sanak saudara," ujar Nurhayati Monoarfa, anggota Komisi V DPR Fraksi PPP.

Menurut BNPB, Ini Perbedaan Pulang Kampung dengan Mudik

FOTO: Sosialisasi Larangan Mudik Cegah Penyebaran Virus Corona COVID-19
Polisi melakukan sosialisasi larangan mudik kepada pengguna jalan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/5/2020). Sosialisasi tersebut dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus corona COVID-19 dari satu wilayah ke wilayah lain. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, pulang kampung dan mudik ternyata memiliki arti yang berbeda berdasarkan protokol readyviewed larangan mudik yang diatur pemerintah di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo.

“Kita sudah lama melakukan kajian (pelarangan mudik) ini, kita sudah bicara dengan LIPI juga bahwa ada beberapa yang akan mudik dan kebanyakan tidak mudik. ASN dan sebagainya pasti tidak akan mudik karena dilarang,” ujar Agus dalam seminar daring bersama Survei KedaiKOPI, pada Rabu 22 April 2020. 

Dalam presentasi yang disampaikan, ada penjelasan tentang perbedaan mudik dan pulang kampung. Mudik adalah pulang kampung yang sifatnya sementara dan akan kembali lagi ke kota. Sedangkan pulang kampung adalah pulang ke kampung halaman dan tidak akan kembali lagi ke kota.  

Ada beberapa golongan masyarakat yang dilarang mudik di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI-POLRI, BUMN, BUMD, dan masyarakat berpenghasilan tetap.

Golongan ini dilarang mudik, keluar rumah, berkumpul, serta harus taat pada peraturan PSBB dan peraturan penanganan COVID-19.

Sedang, kelompok yang dapat pulang kampung adalah kelompok PMI dan PHK dengan catatan mengikuti protokol pulang kampung secara ketat.

Protokol pulang kampung diawali dengan mengisi formulir keterangan diri dan dan tujuan kepulangan. Memiliki rekomendasi gugus tugas daerah dan dan izin kepala desa.

Selain itu, kelompok pulang kampung disyaratkan untuk tidak kembali ke kota, menjalani pemeriksaan kesehatan, dan menjalani isolasi mandiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya