Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun lebih dari 1 persen pada hari Selasa karena ekonomi utama mengurangi pembatasan terkait coronavirus, memicu harapan untuk pemulihan ekonomi.
Dikkutip dari laman CNBC, Rabu (27/5/2020), harga emas di pasar spot tergelincir 1,1 persen menjadi USD 1.710,95 per ounce, setelah sebelumnya mencapai titik terendah sejak 13 Mei di USD 1,708.47. Emas berjangka AS juga turun 1,7 persen pada USD 1,705.60.
"Ada nada berisiko di pasar, mendorong pembalikan arus safe-haven (emas)," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Advertisement
Saham A.S. melonjak karena investor tumbuh optimis tentang kembali menggeliatnya bisnis dan perkembangan vaksin coronavirus yang potensial.
Spanyol mendorong kembalinya wisatawan asing mulai Juli, sementara Inggris akan membuka kembali ribuan pusat perbelanjaan bulan depan. Negara-negara bagian AS juga secara bertahap mengurangi pembatasan.
"Terobosan di bawah USD 1.700 dapat membuka pintu emas menuju USD 1.680 (untuk emas)," kata analis FXTM Lukman Otunuga.
"Namun demikian, tren penurunan cenderung tertutup oleh kesengsaraan perdagangan, data ekonomi mengecewakan dan kekhawatiran pertumbuhan," tambahnya.
Â
Â
Selanjutnya
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Presiden Donald Trump begitu jengkel dengan Beijing mengenai novel coronavirus dan masalah-masalah lain sehingga kesepakatan perdagangan tidak sepenting dia seperti dulu.
Emas, sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian politik dan keuangan, naik ke level tertinggi sejak Oktober 2012 pekan lalu. Didorong oleh stimulus moneter dan fiskal, kekhawatiran resesi dan ketegangan AS-China.
"Permintaan investasi akan terus menguat karena stimulus Federal Reserve A.S. akan tetap di tempatnya untuk waktu yang cukup substantif," tambah Ghali TD Securities.
Advertisement