Bebas Kutu, Bulog Salurkan Beras Premium ke Penerima Bansos

Kualitas beras premium yang disalurkan Bulog pada tahap pertama dilaksanakan pada 5-22 Mei 2020 dengan total beras 36.440 ton untuk 1,4 juta penerima.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2020, 15:26 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 15:10 WIB
Bulog Pastikan Stok Beras Aman
Aktivitas di sentra pasar beras Cipinang, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Perum bulog menjamin stok beras nasional pada Juni 2020 mencapai 1,8 juta ton dengan hasil penyerapan panen di sejumlah sentra produksi beras diperkirakan mencapai 650 ribu ton pada Juni 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kesuksesan penyaluran bantuan berupa beras premium kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 pada tahap I Dan II menjadi bukti keseriusan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk berpartisipasi mensukseskan program bantuan sosial pemerintah kepada Keluarga penerima manfaat.

Kualitas beras premium yang disalurkan Bulog pada tahap pertama dilaksanakan pada 5-22 Mei 2020 dengan total beras 36.440 ton untuk 1.457.612 penerima.

Serta tahap kedua penyaluran yang dilaksanakan selama periode 1-15 Juni 2020 sebanyak 1.861.856 paket dengan total beras sebanyak 46.546 ton telah melalui tahap quality control yang sangat ketat, seperti warna, bau, kutu dan lainnya.

Direktur Operasi Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, Bulog berkomitmen terus berperan serta aktif mendukung program pemberian bantuan sosial pemerintah yang rencananya akan terus dilakukan hingga akhir 2020 nanti. Mereka rencananya kembali menyalurkan Beras premium kepasa keluarga penerima manfaat.

Bulog akan selalu membantu pemerintah pusat maupun daerah demi mensukseskan program pemerintah selama masa penanganan pandemi covid-19.

"Jadi memang bukan sembarang beras seperti yang rame diberitakan sebelumnya seperti beras raskin yang dibagikan. Jadi benar-benar beras premium bukan medium,” kata dia di Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Tri Wahyudi menjelaskan terkait dengan beras yang disalurkan sudah melalui proses quality control yang sangat ketat.

"Seperti warna, bau, kutu, batu dan lainnya sangat detail diperhatikan langsung oleh saya sebagai direktur operasional Bulog selaku penaggung jawabnya," katanya.

Bahkan pernah ada kasus 50 ton beras di reject setelah tidak lolos proses quality control Bulog karena memang tidak layak untuk diberikan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harapan Penerima Bansos

Beras bansos Perum Bulog
Beras bansos Perum Bulog.

Beras premium Bulog pun mendapatkan banyak apresiasi Dan tanggapan positif dari warga. Seperti dirasakan Hamiya, warga Meruya Selatan, Jakarta Barat.

Sebagai penerima bantuan sosial, dirinya bahagia lantaran bantuan dari Bulog merupakan beras bantuan premium. Itu bahkan bisa terlihat dari bentuknya.

"Beras itu pas dapat itu bagus putih jadi dimakannya enak. Yang penting itu beras putih enak bagus," ungkap Hamiya, Jumat (3/7/2020).

Ke depannya untuk bantuan sosial, Hamiya mengharapkan adanya beras kualitas premium dari Bulog. Apalagi beras meruapakan menu utama bagi keluarganya.

"saya pilih beras aja yang enak karena beras. Istilah kata, buat dimakan pakai nasi saja, kalau berasnya enak sudah bersyukur," ucap dia.

Pendapat serupa juga diungkapkan Desi Kurniawati, warga Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, yang merupakan salah satu penerimanya. Dia merasa kualitas beras premium Bulog membuat keluarganya merasa bisa makan lebih nikmat demi menguatkan diri menghadapinya pandemi corona.

"Ini kualitasnya bagus. Berasnya bagus tidak berkutu dan tidak hancur. Dari warna juga putih tidak keruh tidak hitam. Kan biasanya beras ada yang keruh bahkan hitam. Tapi yang itu bersih, juga tidak perak," kata Desi.

Kenikmatan beras premium selama dirasakan ini tentu menjadi kenikmatan sendiri bagi warga penerima manfaat. Apalagi nasi merupakan makanan favorit mayoritas rakyat Indonesia.

Untuk itu, Desi berharap pemberian bantuan beras menjadi prioritas. Tentu ini membantu keluarganya dari ketahanan pangan.

"Kalau saya beras yang utama ya. Kalau ada lauk pauk tapi tidak ada beras kan malah repot. Kalau ada beras itu kita bikin nasi sama garam aja udah enak di bikin nasi goreng saja enak. Bahkan bisa.kita buat nasi liwet," ungkap dia

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya