Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog telah menyerap gabah setara beras hampir sekitar 700 ribu ton hingga pertengahan Juni 2020. Jumlah tersebut hampir mencapai 50 persen dari target penyerapan beras Bulog yang sebesar 1,4 juta ton di 2020.
"Sekarang udah sekitar 600 ribu lah. Per kemarin lah, udah hampir 700 (ribu ton)," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal saat berbincang dengan Liputan6.com di kantornya, Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga
Awaludin menjelaskan, Bulog telah menjalankan titah untuk menyediakan cadangan beras pemerintah (CBP) antara 1-1,5 juta ton setiap tahunnya. Untuk 2020, Bulog menyiapkan stok CBP sekitar 1,35 juta ton.
Advertisement
Selain itu, ia melanjutkan, Bulog juga tetap menyalurkan beras dalam rangka Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Adapun besaran penyalurannya di tiap daerah berbeda-beda tergantung permintaan.
"Untuk tahun ini, penyaluran kita apa yang disebut dengan KPSH, itu fluktuatif. Yang namanya operasi pasar kan ketersediaan pasokan sangat tergantung dari kebutuhan masyarakat," ujar Awaludin.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Terbagi
Menurut dia, penyaluran beras juga dipengaruhi oleh faktor daerah yang terbagi dalam kawasan sentra produksi dan bukan sentra produksi.
Sebagai contoh, Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah sentra penghasil beras, namun sekarang KPSH-nya agak rendah lantaran sudah terpenuhi oleh produksi sendiri dan penduduknya tidak banyak.
"Jawa sentra produksi, tapi permintaannya besar. Itu pasti suplai di masyarakatnya relatif besar. Tinggal kita lihat kebutuhan masyarakatnya. Kalau di Jawa meski suplainya besar, demand-nya juga besar," tukas Awaludin.
Advertisement