Peluang Terbuka Lebar, Kemendag Dorong Ekspor Biomassa ke Jepang

Indonesia berpeluang besar untuk memenuhi pasokan kebutuhan biomassa yang dibutuhkan Jepang.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2020, 17:50 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2020, 17:50 WIB
RNI kembangkan biomassa napier grass atau biasa disebut rumput gajah sebagai bahan baku biofuel. (Foto: RNI)
RNI kembangkan biomassa napier grass atau biasa disebut rumput gajah sebagai bahan baku biofuel. (Foto: RNI)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina menyatakan, Indonesia berpeluang besar untuk memenuhi pasokan kebutuhan biomassa yang dibutuhkan Jepang.

Peluang ini terbuka sejalan dengan pencanangan kebijakan energi ramah lingkungan (green energy) oleh Pemerintah Jepang.

Melalui Basic Energy Plan 2030 negeri sakura ini menargetkan produksi listrik sebesar 1.065 Twh. Dalam kebijakan tersebut, 3,7 sampai 4,6 persen sumber energinya berasal dari bahan baku biomassa.

"Revolusi proyek-proyek pembangkit energi di Jepang ke sektor energi terbarukan yang banyak terjadi saat ini membutuhkan pemenuhan pasokan bahan baku biomassa. Ini membuka peluang bagi Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi hutan dan penghasil minyak kelapa sawit (palm oil) terbesar dunia, untuk mengisi kebutuhan biomassa di Jepang, khususnya yang berasal dari cangkang sawit (palm kernel shell/PKS) dan pelet kayu (wood pellet)," ujar dia dalam pernyataan, Rabu (15/7).

Srie menjelaskan, Jepang merupakan salah satu negara yang konsisten meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, terutama sejak bencana nuklir yang terjadi di Fukushima pada 2011.Sehingga pemerintah setempat mendorong penggunaan energi terbarukan dalam skala besar dengan kebijakan Feed in Tariff System (FIT) yang diperkenalkan sejak delapan tahun lalu.

Dengan skema tersebut, pemerintah Jepang mewajibkan perusahaan listrik membeli listrik dari sumber energi terbarukan, baik yang berasal dari angin, tenaga surya, dan biomassa dengan tarif sama selama 20 tahun.

Kebijakan insentif yang diberikan pemerintah Jepang melalui FIT telah membuat siklus investasi ke sektor energi terbarukan mengalami peningkatan yang masif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Peluang Ekspor

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Oleh karenanya, agar berpeluang ekspor biomassa Indonesia di pasar Jepang, perwakilan perdagangan Indonesia di Jepang melalui Atase Perdagangan KBRI Tokyo bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka untuk memberikan pembaruan informasi pasar biomassa Jepang. Khususnya di era pandemi Covid-19, kepada para eksportir Indonesia.

"Sebaliknya, importir Jepang juga memberikan gambaran dan masukan positif bagi pengembangan pasar ekspor produk biomassa Indonesia," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya