Pertama Kali Setelah 500 Tahun, Penjaga Menara London Terancam PHK

Menara London kembali buka pertama kalinya bulan ini setelah tutup beberapa waktu akibat pandemi.

oleh Athika Rahma diperbarui 23 Jul 2020, 10:10 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 10:10 WIB
Nyala Ribuan Lilin Peringati 100 Tahun Berakhirnya PD I di Inggris
Yeoman Warders atau 'Beefeaters' bersiap menyalakan ribuan lilin di parit kering Tower of London, Inggris, Selasa (6/11). Nyala lilin membentuk instalasi yang disebut 'Beyond the Deepening Shadow: The Tower Remembers'. (AP Photo/Alastair Grant)

Liputan6.com, Jakarta Para penjaga Menara London,Inggris atau yang biasa disebut Beefeaters atau tentara Yeomen Warders, mengalami ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) pertama kalinya setelah 500 tahun.

Hal ini dikarenakan dampak pandemi Covid-19 yang menurunkan pergerakan wisatawan ke Inggris secara keseluruhan. Jumlah pengunjung menara juga anjlok drastis.

Mengutip laman Metro.co.uk, Kamis (23/7/2020), John Barnes, kepala Historic Royal Place (HRP) (lembaga amal yang menjalankan operasional menara) menyatakan, saat ini pihaknya tidak punya pilihan lain selain mengurangi nominal gaji pekerja.

"Kami sangat menyesal karena harus melakukan ini," ujar Barnes.

Tentaran Yeomen Warders sendiri terdiri dari veteran perang yang minimal sudah 22 tahun mengabdi di angkatan bersenjata Inggris. Merek yang sudah jadi bagian kesatuan ini hidup di dalam menara bersama keluarganya.

Adapun, Menara London kembali buka pertama kalinya bulan ini setelah tutup beberapa waktu gegara pandemi. Pembukaan menara diiringi dengan penerapan protokol kesehatan, yang mana jika turis ingin foto bersama Beefeaters, mereka harus jaga jarak minimal 2 meter, memakai masker dan harus rajin cuci tangan.

Tahun lalu, pengunjungnya bisa mencapai 3 juta orang. Namun gegara pembatasan, Menara London hanya boleh dikunjungi maksimal 1.000 orang saja per hari.

Kepala Yeoman Warder Pete McGowran menyatakan antusiasme mereka menyambut kedatangan turis lagi setelah Menara London ditutup berbulan-bulan.

"Setelah 3 bahkan 4 bulan tanpa kedatangan satu orang pun, kini kau mulai merasa senang bisa melihat kerumunan lagi," ujar Pete.

Saksikan Video Ini

Corona di Inggris, Publik Bermalam Minggu di Luar Rumah Usai Lockdown

Pemandangan Sepi Kota London Imbas COVID-19
Pemandangan Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen di London, Inggris (18/3/2020). PM Inggris Boris Johnson mengatakan seluruh sekolah akan ditutup mulai Jumat (20/3) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi total 2.626 kasus infeksi COVID-19 dan 104 kematian. (Xinhua/Tim Ireland)

Orang-orang di seluruh Inggris menikmati malam Minggu pertama mereka di luar rumah usai tiga bulan lockdown, menyusul pelonggaran kebijakan pembatasan sosial pandemi virus corona yang kini mereda di Britania.

Tempat-tempat seperti pub dan restoran serta penata rambut, bioskop dan taman hiburan dibuka kembali akhir pekan ini dengan aturan jarak sosial yang ketat.

Tetapi para menteri mendesak agar berhati-hati dan kepala medis Inggris mengatakan hal itu tidak "bebas risiko," demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (5/7/2020).

Malam Minggu pekan ini datang dengan bangunan dan landmark di seluruh negeri menyalakan cahaya biru untuk menghormati kerja layanan medis nasional (NHS).

Orang-orang juga didorong untuk menempatkan lampu di jendela mereka pada hari Sabtu untuk mengingat mereka yang telah meninggal karena virus corona.

Downing Street menyala biru sementara gedung-gedung publik lainnya termasuk Royal Albert Hall, Menara Blackpool, Shard, dan Wembley Arch juga diterangi.

Pembatasan pada sektor perhotelan tetap diberlakukan di Skotlandia dan Wales, sementara pub telah dapat dibuka di Irlandia Utara sejak Jumat.

Di Inggris, orang-orang diizinkan untuk bermalam jauh dari rumah untuk pertama kalinya sejak lockdown diterapkan tiga bulan lalu, dengan tempat perkemahan dan akomodasi liburan juga dibuka kembali.

 

30 Persen Tetap Tutup

Pemandangan Sepi Kota London Imbas COVID-19
Pemandangan Regent Street di London, Inggris (18/3/2020). PM Inggris Boris Johnson pada Rabu (18/3) mengatakan seluruh sekolah akan ditutup mulai Jumat (20/3) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi total 2.626 kasus infeksi COVID-19 dan 104 kematian akibat penyakit tersebut. (Xinhua/Tim Ireland)

Terlepas dari pelonggaran pembatasan, sekitar 30% dari bar, pub, dan restoran tetap tutup, menurut Asosiasi Industri Hiburan Malam Inggris, di tengah kekhawatiran akan keselamatan dan kekhawatiran tentang bagaimana menerapkan panduan jarak sosial.

Ketua nasional Real Ale, Nik Antona mengatakan: "Pemerintah belum benar-benar membantu dengan bimbingan mereka, membiarkannya sampai menit terakhir dalam banyak kasus." Beberapa pub "ingin melihat apa yang akan terjadi" sebelum membuka pintu, katanya.

Di sebuah pub di Newcastle, pelanggan menikmati "pint yang tepat" pertama mereka dalam lebih dari tiga bulan.

"Suasananya agak berbeda ... itu yang diharapkan. Tetapi semua orang bersenang-senang," kata seorang pelanggan kepada BBC.

"Peraturannya bagus dan semua orang mematuhinya, dari penampilan," kata temannya.

Tetapi ini adalah jenis yang sangat berbeda pada Sabtu malam dari ekspektasi pra-lockdown. Pelanggan diharapkan untuk memesan meja terlebih dahulu, untuk mendaftarkan data diri mereka pada saat kedatangan dan tidak tinggal lebih dari tiga jam.

Cerita erbeda di Leicester di mana jalan-jalan sebagian besar sepi ketika pub dan tempat-tempat lain tetap ditutup setelah kota menjadi yang pertama dikunci pada hari Senin pekan ini, setelah lonjakan kasus Covid-19.

Perubahan aturan lain yang mulai berlaku pada hari Sabtu termasuk memungkinkan dua keluarga dari rumah tangga yang berbeda untuk bertemu di dalam atau di luar, termasuk untuk menginap --meskipun mereka harus menjaga jarak sosial.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya