546 Ribu Kendaraan Diprediksi Tinggalkan Jakarta Saat Libur Idul Adha 2020

Jasa Marga mempersiapkan operasi optimal di gerbang tol, lajur maupun tempat istirahat.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Jul 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2020, 17:45 WIB
Lalu Lintas
Kendaraan melintasi ruas jalan tol di Jakarta, Selasa (19/5/2020). PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi volume lalu lintas selama Lebaran akan mengalami penurunan signifikan sebesar 62,5 persen untuk pra Idul Fitri akibat larangan mudik selama pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi adanya peningkatan volume lalu lintas kendaraan yang meninggalkan Jakarta selama periode Hari Raya Idul Adha 1441 H. Perseroan memprediksi puncak arus lalu lintas yang meninggalkan Jakarta terjadi pada Kamis (30/7/2020) hari ini.

Menurut prediksi, ada sebanyak 546.436 kendaraan yang meninggalkan Jakarta selama periode libur panjang Idul Adha, yakni 30 Juli sampai 2 Agustus 2020. Jumlah tersebut naik 2,68 persen dibandingkan lalu lintas pada hari normal.

Operation Management & Maintenance Group Head Jasa Marga, Pratomo Bimawan Putra, mengatakan angka tersebut merupakan jumlah kumulatif lalu lintas yang meninggalkan Jakarta di beberapa Gerbang Tol (GT) utama. Seperti GT Cikupa (arah Barat), GT Ciawi (arah Selatan). serta GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Timur).

"Jasa Marga memprediksi dari seluruh gerbang tol tersebut, distribusi lalu lintas mayoritas ke arah Timur sebesar 45,9 persen. Sementara itu untuk yang ke arah Barat sebesar 29,2 persen dan ke arah Selatan sebesar 24,9 persen," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/7/2020).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Optimalkan Gerbang Tol

Tol Tak Layani Pembayaran Tunai
Kepadatan lalu lintas saat penerapan dengan kartu e-Toll di gerbang tol Semanggi 2, Jakarta, Selasa (31/10). Mulai hari ini, pembayaran di jalan tol Indonesia dilakukan sepenuhnya secara nontunai menggunakan uang elektronik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan adanya peningkatan volume lalu lintas keluar Jakarta tersebut, Bima menjelaskan, Jasa Marga mempersiapkan operasi optimal di gerbang tol, lajur maupun tempat istirahat. Itu dilakukan dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan dan pencegahan penyebaran COVID-19, sesuai Surat Edaran (SE) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 07/SE/M/2020.

"Setidaknya ada empat jenis peningkatan layanan yang kami lakukan. Yang pertama adalah peningkatan layanan transaksi, yaitu meningkatkan kapasitas transaksi di semua GT Barrier dengan menyiapkan mobile reader dan memastikan semua gardu transaksi beroperasi penuh," tutur dia.

"Hal ini juga didukung dengan peningkatan layanan lalu lintas yang ada di lajur, yaitu menyiagakan petugas di lokasi rawan kepadatan, berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas, pemasangan CCTV Speed Camera untuk mendukung rekayasa lalu lintas yang akan dilaksanakan serta petugas layanan jalan tol yang siaga 24 jam melalui one call center 14080," jelasnya.

 


Pelebaran

Melihat Tol Layang Jakarta-Cikampek dari Udara
Foto Udara Tol Layang (Elevated) Jakarta-Cikampek (Japek) II di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (17/12/2019). Tol Layang Japek II mulai beroperasi untuk kendaraan golongan I tanpa tarif dengan minimum kecepatan 60 km dan Maksimum 80 km per jam (Liputan6.com/Zulfikar Abubakar)

Selain itu, sambungnya, Jasa Marga juga melakukan peningkatan layanan konstruksi dengan melakukan pelebaran lajur pertemuan Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated arah Cikampek. Proses kontruksi terletak di Km 48+195 sampai dengan Km 51+100 dan arah Jakarta di Km 49+700 Km 48+050 yang akan mencairkan kepadatan di daerah pertemuan dua lajur tersebut.

"Tidak hanya di lajur, kami juga meningkatkan layanan di tempat istirahat yang juga berpotensi menjadi titik kepadatan dengan memastikan tempat istirahat beroperasi dengan tetap menjalankan protokol pencegahan COVID-19, physical distancing, pembatasan kapasitas parkir. Selain itu kami juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk pengaturan buka tutup rest area jika kapasitas parkir telah melebihi kapasitas yang ditentukan, memastikan ketersediaan BBM, penyiagaan petugas 24 jam, memperbanyak himbauan pencegahan penyebaran COVID-19 melalui public address dan spanduk," terangnya.

"Tidak hanya untuk kendaraan yang meninggalkan Jakarta dan sebaliknya, kami juga mengantisipasi adanya pergerakan lalu lintas wisata. Kami mengidentifikasi titik-titik rawan kepadatan, menyiagakan petugas serta menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas bersama pihak kepolisian," tutup Bima.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya