Belanja Iklan Mulai Merangkak Naik di Juli 2020

Pergerakan iklan sempat menurun drastis pada masa awal pandemi Covid-19 di kuartal II 2020.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Agu 2020, 17:37 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 17:37 WIB
Riset: Kebiasaan Menonton Ungkapkan Kepribadian Seseorang
Acara di televisi yang digemari seseorang dapat menunjukkan kepribadian seseorang, dan riset ini berhasil mengungkapnya.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Informasi dan Pengukuran Global, Nielsen, memantau adanya kenaikan belanja iklan sejak Juli 2020. Sebelumnya, pergerakan iklan sempat menurun drastis pada masa awal pandemi Covid-19 di kuartal II 2020.

Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina mengatakan, kenaikan tersebut terjadi seiring dengan diberlakukannya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi oleh pemerintah.

"Yang menarik, akhir-akhir ini di negara-negara tersebut sudah terjadi recovery sejak Juni ke Juli, slowly mereka open up, berhasil me-maintain virus itu sehingga ada beberapa pelonggaran," ujarnya dalam sesi teleconference, Selasa (25/8/2020).

Jika dilihat dari pergerakan di kuartal II, ia melanjutkan, jumlah pengiklan pada Maret ke April sempat tertekan turun 14 persen. Kemudian stagnan pada periode April-Mei, dan kembali turun -11 persen saat Mei ke Juni.

"Tetapi, memasuki bulan Juli kita lihat sudah terjadi peningkatan 17 persen. Jadi angkanya kembali lagi, jadi di Juli sudah sekitar Rp 18,3 triliun. Ini memperlihatkan mulai kembalinya confidence dari banyak pengiklan," jelas Hellen.

Menurut dia, pengiklan pada masa awal PSBB transisi di Juni 2020 masih bersikap wait and see untuk menyebarkan konten marketing. Kepercayaan diri mulai muncul pada Juli dan bisa terus berlanjut hingga ke depannya.

"Tapi memasuki Juli, confidence sudah kembali membaik, belanja iklan juga semakin meningkat konsisten. Harapan kita bersama, ini menjadi tanda awal dari recovery," pungkas dia.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Tren Digital, Belanja Iklan Dalam Negeri Capai Rp 40 Triliun

Ilustrasi
Ilustrasi menonton televisi. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Sebelumnya, Asosiasi perdagangan global yakni The Mobile Marketing Association (MMA) Indonesia membahas mobile outlook dan trends 2019. Salah satu yang dibahas ialah terkait tren digital pada industri media di Indonesia.

Pada kesempatan ini hadir berbagai CEO media seperti CEO & Co-founder KLY Steve Christian, CEO KG Media Andy Budiman dan direksi dari MMA Indonesia. 

Program Director MMA Asia Pacific, Azalea Aina menyebutkan, belanja digital di berbagai media mainstrem di Indonesia tercatat naik seiring perkembangan teknologi pada 2019.

 

Dia menuturkan, belanja digital sepanjang 2018 tercatat mencapai Rp 40 triliun, naik Rp 2 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

"Berdasarkan data Nielsen, uang belanja iklan Indonesia sebelum digital itu Rp 38 triliun dan sekarang menjadi Rp 40 triliun. Data ini diukur berdasarkan 200 website di Indonesia," ujar dia di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Dia menambahkan, konsumsi digital masyarakat Indonesia juga tercatat semakin tinggi diikuti dengan konsumsi video digital yang semakin digemari.

"Konsumsi video juga semakin tinggi bertumbuh terutama ke vertikal video. 90 persen internet user di Indonesia juga mengakses android," ujar dia. 

Dia menyarankan, perusahaan dan agensi harus adaptif dalam melayani populasi pengguna seluler yang besar di Indonesia. Melalui inovasi, perusahaan dapat memanfaatkan jangkauan luas pemasaran untuk meningkatkan tingkat keterlibatan konsumen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya