Meski Pandemi, Belanja Iklan 9 Kategori Produk Ini Justru Naik Dua Digit

Perusahaan e-commerce juga tercatat sebagai pengiklan terbesar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Agu 2020, 17:57 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 17:49 WIB
Iklan Digital
(ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan Informasi dan Pengukuran Global Nielsen menyatakan, angka belanja iklan yang sempat jatuh pada kuartal II 2020, akan kembali membaik di Juli 2020. Perusahaan e-commerce juga tercatat sebagai pengiklan terbesar pada masa tersebut.

"Kalau kita lihat top 10 pengiklannya, di situ ada online services. Biasanya adalah e-commerce players seperti Gojek, Grab, Tokopedia, Shopee, dan lain sebagainya," kata Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina dalam sesi teleconference, Selasa (25/8/2020).

Produk-produk lainnya yang juga mengalami peningkatan iklan antara lain berkategori facial and health care, coffee and tea, instan food, growing up milk atau susu pertumbuhan, snack, rokok, handphone equipment, serta laundry care seperti deterjen dan pengharumnya.

Menurut pengamatannya, pengiklan untuk 9 kategori produk diantaranya tersebut justru mengalami penguatan jauh lebih besar dibanding periode sama tahun sebelumnya.

"Kalau kita lihat dari top 10 pengiklan ini, ternyata overall belanja iklannya masih secara gross masih kuat. Dan bahkan kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya itu meningkat double digit," ungkap Hellen.

"Kecuali produk rokok, yang turun sebesar 27 persen. Produk rokok memang miliki challenge tersendiri, karena di awal tahun ini ada peningkatan pajak cukup signifikan," dia menambahkan.

Namun, Hellen menekankan, di tengah kenaikan tersebut tentunya ada beberapa jenis iklan produk yang mengalami penurunan. Sebab, budget pertama yang akan dipotong oleh sebuah perusahaan pada saat pandemi ini ialah ongkos iklan.

"Yang turun banyak banget. Jadi produk tetes mata, kemudian peralatan rumah tangga, motorcylces, ini semua mengalami penurunan," ujar dia.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

 

Belanja Iklan Mulai Merangkak Naik di Juli 2020

Iklan Digital
(ilustrasi)

Perusahaan Informasi dan Pengukuran Global, Nielsen, memantau adanya kenaikan belanja iklan sejak Juli 2020. Sebelumnya, pergerakan iklan sempat menurun drastis pada masa awal pandemi Covid-19 di kuartal II 2020.

Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina mengatakan, kenaikan tersebut terjadi seiring dengan diberlakukannya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi oleh pemerintah.

"Yang menarik, akhir-akhir ini di negara-negara tersebut sudah terjadi recovery sejak Juni ke Juli, slowly mereka open up, berhasil me-maintain virus itu sehingga ada beberapa pelonggaran," ujarnya dalam sesi teleconference, Selasa (25/8/2020).

Jika dilihat dari pergerakan di kuartal II, ia melanjutkan, jumlah pengiklan pada Maret ke April sempat tertekan turun 14 persen. Kemudian stagnan pada periode April-Mei, dan kembali turun -11 persen saat Mei ke Juni.

"Tetapi, memasuki bulan Juli kita lihat sudah terjadi peningkatan 17 persen. Jadi angkanya kembali lagi, jadi di Juli sudah sekitar Rp 18,3 triliun. Ini memperlihatkan mulai kembalinya confidence dari banyak pengiklan," jelas Hellen.

Menurut dia, pengiklan pada masa awal PSBB transisi di Juni 2020 masih bersikap wait and see untuk menyebarkan konten marketing. Kepercayaan diri mulai muncul pada Juli dan bisa terus berlanjut hingga ke depannya.

"Tapi memasuki Juli, confidence sudah kembali membaik, belanja iklan juga semakin meningkat konsisten. Harapan kita bersama, ini menjadi tanda awal dari recovery," pungkas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya