Erick Thohir Dinilai Punya Selera Jebolan Bank Mandiri

Menteri BUMN Erick Thohir pada Rabu (2/9/2020) kemarin telah mengangkat Royke Tumilaar jadi Dirut BNI

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Sep 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 13:30 WIB
Onderdil Harley Davidson dan Brompton
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers terkait penyelundupan motor Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat baru milik Garuda Indonesia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir pada Rabu (2/9/2020) kemarin telah mengangkat Royke Tumilaar yang merupakan eks Direktur Utama (Dirut) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi Dirut PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Penunjukan tersebut menambah daftar panjang alumni Bank Mandiri yang kini memimpin perusahaan pelat merah, baik di sektor perbankan maupun industri lainnya.

Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto berpendapat, Erick Thohir nampaknya sudah punya keterikatan batin tersendiri dengan para jebolan Bank Mandiri.

"Ya ini soal selera atau chemistry saja. Jadi ET mungkin merasa cocok dengan figur eks Bank Mandiri. Wajar saja, karena Bank Mandiri juga salah satu bank terbesar di Indonesia," kata Toto kepada Liputan6.com, Kamis (3/9/2020).

Toto mengatakan, Erick Thohir selaku Menteri BUMN sekaligus wakil pemegang saham juga harus merasa yakni dengan pilihan atas direksi perusahaan pelat merah yang ditunjuk.

"Keyakinan itu baik dari segi kompetensi teknis, managerial, maupun kesesuain dalam chemistry kerjasama," ungkap dia.

Khusus untuk kedatangan Royke Tumilaar ke BNI, Toto menilai, ia bisa mentransfer pengaruh positif ke perusahaan berkat pengalaman panjangnya sebagai seorang bankir profesional di Bank Mandiri.

"Kalo lihat track record-nya pengalaman Royke di Mandiri cukup panjang, termasuk menangani isu restructuring dan international market. Jadi kalo tujuannya membuat BNI segera lompat menjadi bank papan atas yang berorientasi global, bisa jadi tepat," ujarnya.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Selain Royke Tumilaar, 4 Bankir Bank Mandiri Ini Juga Jadi Direksi BNI

2019, Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 27,5 Triliun
Dirut Bank Mandiri, Royke Tumilaar menyampaikan paparan kinerja Bank Mandiri triwulan IV-2019, Jakarta, Jumat (24/1/2020). Keberhasilan Bank Mandiri mencetak laba bersih didukung pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 10,7% YoY hingga Rp907,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain Royke Tumilaar, terdapat nama lain yang turut pindah dari PT Bank Mandiri Tbk ke PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Nama lain tersebut adalah Silvano Rumantir David Pirzada, Muhammad Iqbal, dan Novita Widya Anggraini.

PT Bank Negara Indonesia Tbk atau Bank BNI telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 2 September 2020. Dalam rapat tersebut, perseroan menunjuk Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama Bank BNI.

Royke Tumilaar sendiri sebelumnya merupakan Direktur Utama Bank Mandiri. Tak hanya itu, 4 orang bankir lainnya juga mengikuti kepindahan Royke dari Bank Mandirk ke Bank BNI.

Pertama yakni Silvano Rumantir, mantan Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri yang kini duduk menjabat sebagai Direktur Corporate Banking Bank BNI.

Kedua, mantan Senior Executive Vice President Wholesale Risk Bank Mandiri David Pirzada yang diberi kursi Direktur Manajemen Risiko oleh Bank BNI.

Berikutnya, mantan Senior Vice President SME Banking Muhammad Iqbal. Di Bank BNI, Iqbal berposisi sebagai Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Terakhir, mantan Senior Vice President Strategy & Performance Management Bank Mandiri Novita Widya Anggraini. Berdasarkan hasil RUPSLB, Novita ditunjuk sebagai Direktur Keuangan BNI.

Sementara itu, hanya ada 4 direksi BNI yang bertahan. Mereka adalah Adi Sulistiowati yang dia yang menjadi Wakil Direktur Utama, Sis Apik Wijayanto sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan, YB Hariantono sebagai Direktur Teknologi Informatika dan Operasional, serta Bob Ananta selaku Direktur Human Capital dan Kepatuhan.

Di sisi lain, ada dua bankir BNI yang dapat promosi sebagai direksi, yakni Henry Panjaitan sebagai Direktur Tresuri dan Internasional, serta Ronny Vennir sebagai Direktur Layanan dan Jaringan. Meski demikian, BNI belum merombak jajaran komisarisnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya