Liputan6.com, Jakarta - Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Supari mengatakan bahwa bank himbara sebagai pengusul dan penyalur Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) menjalani proses seleksi terlebih dahulu. Sebab, pemerintah sebagai pemilik dana ingin proses penyaluran bantuan cepat, tepat dan efisien.
"Kami memang menerjemahkan insentif dari pemerintah, tetapi kami Bank BRI dan BNI juga dilakukan asesmen oleh tim Pak Menteri (Koperasi dan UKM, Teten Masduki)," kata Supari dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Supari menuturkan, bank penyalur dana bantuan ini yang diinginkan harus memiliki kapasitas yang bisa bergerak cepat dan menjangkau sampai ke masyarakat. Dia mengklaim, sebagai bank dengan pangsa pelaku usaha UMKM, BRI memiliki kapasitas dan keahlian dalam mengelola data yang baik.
Advertisement
"Kita punya tata kelola data yang baik," klai Supari.
Hal ini dilakukan karena baik bank sebagai penyalur maupun Kementerian Koperasi dan UKM akan bertanggung jawab kepada Presiden Joko Widodo. Sebab dana yang digunakan berasal dari APBN 2020.
Selain itu, Supari menambahkan para penerima bantuan yang melalui Bank BRI memiliki beberapa keuntungan. Dana yang dicairkan bisa diambil melalui agen BRILink yang sudah ada di mana-mana.
Setelah mendapatkan dana tersebut juga, penerima bisa mengajukan kredit usaha kepada BRI baik itu KUR yang sedang mendapat disubsidi bunganya sampai akhir Desember.
"Kami juga menyediakan KUR untuk super mikro yang cuma ada di BRI," pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Realisasi Penyaluran Banpres untuk Usaha Mikro Capai 40 Persen
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan realisasi Bantuan Presiden (Banpres) sebesar Rp 2,4 juta untuk 12 juta pelaku usaha mikro baru 40 persen. Ditargetkan pertengahan September bisa terserap 100 persen.
“Kita baru saja menyalurkan untuk 12 juta usaha mikro yang unbankable masing-masing Rp 2,4 juta, dari total Rp 22 triliun. Kita sudah capai 40 persen, saya kira pertengahan September sudah 100 persen,” kata Teten dalam acara Inspirato Sharing Session ‘Memulai Usaha di Era Krisis’, Rabu (2/9/2020).
Lanjutnya, banyak UMKM di Indonesia yang terdampak sisi supply dan demandnya di masa pandemi ini. Bahkan mereka sudah tidak sanggup untuk membayar cicilan ke bank. Selain itu, produksi dan distribusi usaha terganggu.
Buka hanya Indonesia saja yang mengalami masalah multidimensional sisi kesehatan, sosial dan ekonomi, melainkan seluruh dunia juga merasakan yang sama.
Oleh karena itu Pemerintah mencari solusi untuk membantu UMKM agar bisa bertahan di situasi sulit ini, salah satunya dari sisi pembiayaan bagi yang bankable dan unbankable.
Untuk UMKM yang bankable telah diberikan keringanan pembiayaan berupa restrukturisasi pinjaman selama 6 bulan, dan subsidi bunga untuk 6 bulan. Nantinya apabila keadaan masih terpuruk maka ada kemungkinan bantuan tersebut akan diperpanjang.
Demikian untuk UMKM yang unbankable, Pemerintah sudah menyalurkan Banpres kepada 12 juta usaha mikro, yang terdampak pandemi covid-19. Dengan begitu Teten berharap ekonomi Indonesia cepat pulih.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah resmi meluncurkan Banpres produktif ini pada pertengahan Agustus 2020, dalam rangka untuk tambahan modal kerja bagi usaha mikro dan kecil.
Banpres produktif merupakan dana hibah, bukan pinjaman, sehingga bantuan ini sifatnya langsung ditransfer ke rekening masing-masing pelaku usaha mikro yang layak mendapatkan bantuan.
Advertisement