Jurus Kemenhub Optimalkan Muatan Balik Tol Laut yang Masih Rendah

Kemenhub terus mengembangkan efisiensi dan efektivitas program tol laut.

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Sep 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 16:30 WIB
Salah satu program Pemerintah untuk menjamin keberlangsungan logistik di tengah masa pandemi Covid-19 adalah dengan mengoptimalkan program Tol Laut. (DOk Kemenhub)
Salah satu program Pemerintah untuk menjamin keberlangsungan logistik di tengah masa pandemi Covid-19 adalah dengan mengoptimalkan program Tol Laut. (DOk Kemenhub)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mengembangkan efisiensi dan efektivitas program tol laut demi meratakan disparitas harga bahan pokok di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Indonesia Timur.

Kendati, pelaksanaan tol laut diakui masih memiliki kelemahan di tingkat muatan angkutan balik yang masih rendah. Ketika kapal tol laut berangkat ke suatu daerah, diharapkan komoditas unggulan wilayah tersebut ikut terangkut saat kapal kembali ke wilayah asal.

Nantinya, komoditas tersebut dapat diperdagangkan di wilayah asal sehingga ekonomi wilayah tujuan tadi bisa lebih baik.

"Bagaimana muatan balik ini kita tingkatkan secara sistemik, bagaimana daerah tujuan kapal tol laut bisa meng-create muatan dari situ untuk balik ke daerah asal, ini tantangan kita," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H. Purnomo dalam paparan secara virtual, Senin (21/9/2020).

Untuk itu, Kemenhub telah menyiapkan strategi peningkatan muatan balik tersebut, diantaranya dengan memanfaatkan program integrasi Rumah Kita dan Gerai Maritim.

Rumah Kita merupakan sentra logistik yang membantu distribusi barang-barang pokok agar tidak terjadi disparitas harga antara wilayah Indonesia barat dan timur.

Adapun penanggungjawab Rumah Kita adalah BUMN di bidang transportasi laut seperti PT Pelindo I untuk wilayah Nias dan Mentawai, PT Pelindo II (Natuna dan Tahuna), PT Pelindo III (Dompu, Waingapu, Rote dan Kalabahi), PT Pelindo IV (Nabire, Tobelo, Sebatik, Tidore dan Sangatta/Lhoktuan), PT Pelni (Morotai, Saumlaki, Manokwari dan Timika) hingga PT ASDP (Merauke, Namlea). Jumlahnya sendiri terus mengalami perubahan dan peningkatan.

Sementara Gerai Maritim merupakan program integrasi bersama Kementerian Perdagangan yang fungsinya juga hampir mirip seperti Rumah Kita, yaitu untuk meningkatkan kelancaran arus barang, peningkatan perdagangan antar pulau dan menjaga ketersediaan barang.

"Harapannya ini akan mentrigger supaya distribusi bisa berjalan dengan baik namun kolektivitas dari muatan balik juga terjadi," kata Agus.

Untuk mendukung kelancaran hal ini, tentunya dukungan dan sinergi dari seluruh Kementerian/Lembaga harus diperkuat, karena selain harga bahan pokok yang sama rata, keberhasilan tol juga akan memajukan ekonomi daerah.

"Kami menyediakan jalur untuk mengangkut komoditas barang pokok penting dari daerah asal ke tujuan. Marilah kita manfaatkan hal ini untuk meningkatkan ekonomi di daerah," tandas Agus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Boleh Berhenti, Menhub Minta Semua Pihak Dukung Tol Laut

20161025-Tol-Laut-IA2
Budi Karya Sumadi dengan latar belakang KM Caraka Jaya Niaga III-4 saat berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). Budi melepas keberangkatan KM Caraka Jaya Niaga III-4 ke Natuna (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan pentingnya tol laut sebagai program yang menghubungkan konektivitas di nusantara khususnya di Indonesia timur.

Menurutnya, program tol laut harus terus dilanjutkan dengan pengembangan dan peningkatan kapasitas, yang tentunya didukung oleh sinergi dan kolaborasi antara seluruh pihak.

"Seiring kebutuhan masyarakat, tol laut harus mengalami peningkatan dan pengembangan. Trayek sudah kita tambah. Tentu tidak mungkin dilaksanakan tanpa koordinasi dan kerjasama dari stakeholder," ujar Menhub Budi Karya dalam Peluncuran Bedah Buku Tol Laut, Konektibitas Visi Poris Maritim Indonesia, Senin (21/9/2020).

Sejak diluncurkan pada 2015 silam, tol laut memiliki fungsi untuk mengurangi disparitas harga bahan pangan di Indonesia Timur.

Ketika tol laut berjalan dengan lancar, maka akan terjadi keseimbangan antara wilayah barat Indonesia dan timur Indonesia. Menhub Budi Karya bilang, di satu sisi, harga barang di wilayah Timur menjadi sama murahnya seperti di wilayah Barat.

"Tapi kita beri kesempatan juga agar ikan, rumput laut, kayu bisa dibawa ke wilayah barat sehingga kita bisa manfaatkan ikan laut yang segar dan turut membangun ekonomi daerah Indonesia timur," katanya.

Untuk itu, sinergi dan kolaborasi antara perguruan tinggi, Kementerian Perdagangan hingga TNI Angkatan Laut menjadi penting dalam pelaksanaan program tol laut ini.

"Kami mendapat amanah dari Presiden untuk kerjasama dan berkoordinasi antar stakeholder, untuk melakukan berbagai upaya termasuk operasional pelabuhan membuat langkah yang lebih bisa diimplementaskan untuk mencapai hasil supaya manfaatnya lebih besar khususnya di Indonesia timur," tandas Menhub Budi Karya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya